Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2013, 08:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan akan menggelar penapisan massal untuk mendeteksi virus hepatitis B pada 6.000 orang di Jakarta bulan Oktober-Desember 2013. Tes merupakan bagian dari penanggulangan hepatitis B yang diperkirakan menjangkiti 22 juta penduduk Indonesia.

”Penapisan massal ini baru pertama kali kami lakukan. Nantinya akan kami perluas,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam temu media menjelang Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati pada 28 Juli, Jumat (12/7), di Jakarta.

Hepatitis B merupakan peradangan sel-sel hati karena virus yang bisa mengakibatkan kanker hati. Penularan penyakit ini bisa terjadi dari ibu ke bayi saat melahirkan atau melalui hubungan seksual dan transfusi darah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, virus hepatitis B menjangkiti 9,4 persen penduduk Indonesia (sekitar 22 juta orang).

Menurut Tjandra, target penapisan massal di Jakarta adalah 5.000 ibu hamil dan 1.000 petugas kesehatan. Tes pada ibu hamil penting supaya penularan virus hepatitis B dari ibu ke anak bisa dicegah. Adapun tes pada petugas kesehatan penting karena mereka rentan terkena virus hepatitis B akibat sering bersentuhan dengan darah pasien.

Pelaksanaan tes dengan anggaran Rp 3 miliar itu dilakukan bertahap di 44 puskesmas di Jakarta secara gratis. Ibu hamil yang menjadi peserta adalah mereka yang memeriksakan diri ke 44 puskesmas selama Oktober-Desember 2013 dan bersedia mengikuti tes.

Tes dilakukan dengan memeriksa contoh darah peserta di laboratorium. Mereka yang positif terkena infeksi akan difasilitasi melakukan tes lanjutan untuk mengetahui seberapa parah penyakit hepatitis B yang diderita. Bayi dari ibu yang positif terinfeksi akan diberi imunisasi hepatitis B.

Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Rino A Gani memaparkan, tes penapisan penting karena sekitar 80 persen penderita hepatitis B tidak merasa dan tidak tahu terjangkit virus. Akibatnya, penyakit mereka sudah parah saat diketahui. ”Mereka yang berisiko terkena hepatitis B sebaiknya mengikuti tes penapisan,” ujarnya.

Selain ibu hamil dan petugas kesehatan, mereka yang berisiko menderita hepatitis B adalah pengguna narkoba suntik, pelaku hubungan seks tidak aman, pasien yang menjalani cuci darah, dan pasien yang menjalani transplantasi organ. ”Seseorang yang memiliki keluarga penderita hepatitis B juga berisiko terkena virus itu,” ujar Rino.

Biaya penapisan menggunakan alat tes diagnostik cepat sekitar Rp 50.000 per tes. Sesudah diketahui positif terjangkit virus hepatitis B, penderita harus melakukan sejumlah tes lanjutan dengan biaya Rp 2 juta per tes (Kompas, 21/7/2012).
Masalah global

Rino mengatakan, hepatitis B merupakan masalah kesehatan global karena banyaknya jumlah penderita penyakit itu. Setiap tahun diperkirakan 1 juta orang meninggal karena hepatitis.

Tjandra memaparkan, untuk mengurangi hepatitis B, pemerintah memberlakukan program vaksinasi gratis hepatitis B untuk bayi baru dilahirkan sejak tahun 1997. Pencegahan juga dilakukan lewat penapisan terhadap darah yang hendak ditransfusikan di unit transfusi darah Palang Merah Indonesia. (K02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau