Perubahan iklim sehingga hampir sepanjang tahun selalu hujan menjadi salah satu penyebab peningkatan tersebut.
Selain itu, kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit DBD juga menurun. "Mungkin karena pada tahun 2011 dan 2012 kasusnya sempat turun," kata Kepala Seksi Wabah dan Surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, di Jakarta (26/7).
Tingginya curah hujan menyebabkan genangan air mudah ditemukan, padahal tempat itu bisa menjadi sarang nyamuk. Hujan juga membuat kondisi lingkungan menjadi lebih lembab sehingga cocok untuk nyamuk berkembang biak.
"Di lain pihak pertumbuhan penduduk yang terus meningkat mengakibatkan lebih banyak lagi orang yang terinfeksi," katanya.
Sampai saat ini pemberantasan sarang nyamuk masih menjadi cara yang paling efektif untuk mencegah DBD. Pemberantasan tidak hanya dilakukan di rumah, tapi juga sekolah, kantor, sampai tempat ibadah.
Gejala penyakit DBD yang perlu diwaspadai adalah demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot.
"DBD adalah penyakit lingkungan. Kalau lingkungannya bersih, nyamuk tidak ada tempat berkembangbiak. Sehingga masyarakat aman dari DBD," kata Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kemenkes, Dr.Andi Muhadir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.