Lebih dari delapan tahun, mulai 2004 hingga 2012, laporan kasus kerusakan lever di Amerika Serikat akibat penggunaan obat, termasuk obat-obat resep, meningkat hingga dua kali lipat.
Kasus kerusakan lever akibat obat dan suplemen herbal meningkat dari tujuh persen menjadi 20 persen.
Demikian diungkapkan Victor Navarro, MD, dari Einstein Healthcare Network di Philadelphia saat menyampaikan abstrak hasil studi dalam pertemuan tahunan American Association for the Study of Liver Diseases. Penelitian yang dilakukan Navarro ini belum melalui tahapan ulasan pakar untuk diterbitkan dalam jurnal.
Dalam abstrak tersebut, Navarro memaparkan, jumlah kasus akibat penggunaan suplemen pembentukan tubuh meningkat dari dua persen menjadi tujuh persen. Sedangkan kontribusi suplemen lainnya meningkat dari lima persen menjadi 12 persen.
Temuan ini, kata Navarro, berasal dari 845 kasus kerusakan lever yang dilaporkan secara nasional di Amerika Serikat.
Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 136 kasus atau 16 persennya disebabkan penggunaan herbal dan suplemen diet, sedangkan 709 kasus berasal dari obat resep.
Bagi para pakar, temuan ini tidak mengejutkan. "Ini masalah besar. Kondisinya semakin buruk dengan berkembangnya mitos bahwa suplemen tersebut tidak berbahaya," komentar Mary Rinella, MD, dari Northwestern Memorial Hospital di Chicago.
Pasien, lanjutnya, juga kerap mengabaikan laporan penggunaan suplemen tersebut saat memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, pasien juga tidak menganggapnya sebagai obat sehingga mereka tidak menyampaikan ke dokter mengenai konsumsi suplemen tersebut.
Pakar lainnya, Donna Seger, MD, dari Tennessee Poison Center Nashville berkomentar, penting untuk mencari tahu apa sebenarnya dampak dari suplemen tersebut. Namun masalahnya, suplemen herbal tidak termasuk dalam golongan obat sehingga tidak masuk dalam pemantauan badan pengawas obat dan makanan (FDA). Padahal, lanjutnya, suplemen tersebut dapat memicu masalah besar terutama keracunan lever.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.