Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2013, 09:16 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com — Beberapa riset telah menunjukkan dampak buruk terlalu banyak konsumsi minuman bersoda pada tubuh. Minuman tinggi gula ini terbukti meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, obesitas, dan diabetes.

Namun tampaknya, risiko tersebut hanya sebagian dari banyaknya risiko yang harus ditanggung akibat rutin konsumsi minuman bersoda. Para ahli mengungkapkan, konsumsi rutin minuman bersoda mungkin bisa mengubah otak. Hal ini cukup beralasan karena minuman bersoda bisa mengakibatkan hiperaktif dan menghalangi kinerja ratusan protein dalam otak.

“Sangat sedikit riset yang meneliti dampak minuman bersoda tinggi gula pada kesehatan mental dan fungsi otak. Padahal dampak tersebut sama bahayanya dengan peningkatan lingkar pinggang,” kata periset Jane Franklin.

Hasil ini diketahui setelah meneliti tikus yang diberi air bergula dan air biasa. Peneliti yang berasal dari Macquarie University, Sydney, membandingkan tikus yang mengonsumsi air bergula dan air biasa selama sebulan. Air dan gula yang digunakan dalam riset ini, memiliki konsentrasi yang sama dengan yang digunakan dalam minuman bersoda.

Hasilnya, tikus yang mengonsumsi air gula menjadi hiperaktif dibandingkan yang mengonsumsi air biasa. Dari jaringan otak yang diambil diketahui, ada perubahan kadar pada hampir 300 jenis protein.

Perubahan pada otak tikus ini sama dengan yang terjadi pada penderita kanker hingga alzheimer. Riset ini membuktikan, pola konsumsi penuh gula berkonsekuensi lebih dari sekadar kesehatan fisik seperti peningkatan risiko serangan jantung, diabetes, peningkatan berat badan, tulang rapuh, lemah otot, kanker pankreas, atau kelumpuhan.

“Pada orang dewasa, konsumsi minuman bersoda berdampak besar pada asupan kalori per hari. Konsumsi dalam jangka panjang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan kimia otak. Karena itu, bila haus minumlah air. Minuman bersoda tidak boleh terlalu sering dikonsumsi,” kata Franklin. Peringatan ini berlaku bagi siapa saja yang sering mengonsumsi minuman bersoda.

Hasil riset ini, kata Franklin, menegaskan dampak negatif minuman tinggi gula yang tidak sekadar pada fisik manusia. Karena itu, Franklin menyarankan untuk selalu berpikir manfaat dan kerugian sebelum mengonsumsi minuman tinggi gula.

Mengetahui bahaya minuman tinggi gula, para ahli dalam bidang obesitas menyesalkan masterplan industri makanan yang terus membodohi masyarakat. Mereka juga menyesalkan pemerintah yang begitu saja percaya minuman tinggi gula tidak berdampak buruk bagi kesehatan.        

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau