Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2013, 14:10 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber dailymail

KOMPAS.com - Pria "jantan" berbadan kekar mungkin terlihat sehat dan kuat. Namun siapa yang sangka, mereka lebih mudah terserang flu dan lebih lama sembuh dari penyakit tersebut. Sebuah penelitian baru menunjukkan, sistem imun pria tidak efektif dalam melawan virus flu.

Pria "jantan" umumnya memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, namun itulah faktor yang menjadikan mereka paling rentan terjangkit flu, kata peneliti. Studi tersebut juga menemukan, pria memiliki respons sistem imun yang lebih lemah pada virus flu dibandingkan dengan wanita. Ini karena testosteron memiliki "efek buang" pada sistem perlawanan tubuh terhadap flu.

Profesor Mark Davis, ketua studi dari Stanford University di California mengatakan, alasan perbedaan itu mungkin berhubungan dengan teori evolusi. Pada masa lalu pria lebih banyak berburu dan berperang sehingga lebih mudah terserang penyakit. Sistem imun mereka pun lebih banyak digunakan.

Sayangnya, hal inilah yang membuat sistem imun mereka menjadi bereaksi berlebihan yang memicu gangguan autoimun. Kondisi tersebut merupakan saat sistem imun menyerang tubuhnya sendiri. Namun seiring waktu kondisi tersebut mulai menurun dan hasilnya sistem imun pun melemah, meski bukan berarti lemah.

Studi sebelumnya menemukan, wanita lebih rentan mengalami gangguan autoimun dan permasalahan yang berhubungan sistem imun lainnya. Kendati demikian, Davis mengatakan, prinsipnya orang yang lebih sering berada dalam keadaan yang mengancam sistem imun biasanya lebih rentan mengalami kondisi tersebut.

Dalam studi baru yang dipublikasi dalam Proceedings of the National Academy if Sciences melibatkan 53 wanita dan 43 pria yang diberikan vaksin influenza yang tidak lain adalah virus itu sendiri yang dilemahkan.

Mereka menemukan, wanita memiliki respons antibodi yang secara signifikan lebih kuat sehingga lebih baik dalam melawan virus. Sementara pria dengan kadar testosteron tinggi justru memiliki respons antibodi yang lebih rendah.

Para peneliti menyarankan agar ke depannya dikembangkan sebuah penelitian untuk menemukan gen yang menekan efek dari testosteron pada sistem imun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau