KOMPAS.com - Pijat, sebagai bentuk terapi tertua, dinikmati hampir sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat luas menikmatinya sebagai bentuk relaksasi setelah kegiatan penuh sehari-hari.
Manfaat pijat ternyata tak hanya dirasakan orang dewasa. Bayi juga merasakan manfaat terapi yang mengandalkan sentuhan tangan ini.
"Pijat akan membangkitkan kerja saraf melalui sentuhan tangan. Rangsangan ini tentu bermanfaat untuk tumbh kembang bayi, baik motorik maupun kognitif," kata dokter spesialis anak, Rini Sekartini, pada temu media yang membahas pijat pada bayi di Jakarta, Minggu (12/1/2013).
Sebetulnya, pijat sudah dinikmati sejak di dalam kandungan. Rini mengatakan, kontraksi yang dirasakan merupakan cara rahim dan otot memijat janin. Melalui sentuhan inilah terbentuk indera peraba, yaitu kulit, yang siap digunakan ketika lahir.
Sebagai reseptor tubuh yang paling luas, kulit membutuhkan banyak rangsangan agar bisa bekerja maksimal. Rangsangan tersebut memudahkan kulit mengenal lingkungannya. Hasilnya anak lebih nyaman dan percaya diri mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Hasilnya, anak tidak mudah rewel dan percaya diri saat mengenal lingkungannya.
Tak hanya itu, pijat ternyata berdampak pada pembentukan daya tahan tubuh. "Anak yang sering dipijat rasa percaya dirinya meningkat, sehingga tidak mudah stres berada di lingkungan apapun. Anak yang tidak mudah stres lebih sulit sakit, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik," kata Rini.
Hal tersebut disebabkan pijatan dapat meningkatkan produksi neurotransmitter serotonin dalam tubuh. Peningkatan itu diikuti bertambahnya produksi cortisol receptor binding capacity. Hasilnya, kadar hormon stres (kortisol) dalam tubuh menurun.
Untuk memperoleh manfaat pijat, orangtua tidak perlu repot. "Sediakan waktu 15 menit dan diulang 2-3 kali sehari. Pijat bagian wajah, tangan, dada, punggung, perut, dan kaki. Bisa menggunakan minyak bayi jenis apapun asal bayi tidak alergi, dan tidak digunakan di muka," kata Rini. Penggunakan minyak akan melicinkan kulit bayi sehingga nyaman saat dipegang.
Rini menyarankan orangtua melakukan sendiri pijatan pada bayinya. Melalui sentuhan, orangtua bisa menjalin kedekatan dan berkomunikasi dengan bayinya.
"Memijat tidak perlu kencang dan menggunakan kekuatan lengan atas. Cukup gunakan ujung jari dan nikmati waktu hanya berdua dengan bayi. Adakan kontak mata dan bicara sebanyak mungkin supaya terjalin intensitas antara ibu dan bayi. Tentunya ayah juga bisa ikut memijat bayi," kata Rini.
Bagi orangtua yang berminat mengikuti pelatihan pijat bayi, Rini menyarankan untuk mengunjungi situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), untuk melihat jadwal dan biaya yang diperlukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.