Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2014, 16:36 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com - Hamil dan memiliki keturunan adalah kodrat tiap wanita. Demii mewujudkannya, kebanyakan wanita penasaran pada masa subur dirinya. Pembuahan yang terjadi pada masa subur (ovulasi) diharapkan bisa menghasilkan keturunan sesuai harapan.

Masa subur, kata ahli kandungan dan kehamilan, Ahmad Mediana, adalah saat indung telur (ovarium) melepaskan sel telur (ovum) yang sudah siap dibuahi ke dalam saluran indung telur (tuba falopi). Bila sel telur berhasil bertemu sperma dan mengalami pembuahan, maka pasangan tersebut berkesempatan memperoleh buah hati.

Masa subur biasanya berlangsung 2 minggu usai wanita menstruasi. "Bila wanita menstruasi pada tanggal 1, maka masa suburnya sekitar tanggal 16. Namun untuk lebih pastinya wanita bisa berkonsultasi pada dokter, melakukan pemeriksaan USG, atau laboratiorium yang disebut ovutest," kata Ahmad pada KOMPAS Health Jumat (24/1/2014). Dalam satu bulan wanita melepaskan satu ovum, yang bisa berasal dari ovarium kanan atau kiri.

Ovulasi ditandai pecahnya folikel dan keluarnya sel telur yang kemudian disimpan dalam tuba falopi. Folikel yang hancur berubah menjadi jaringan berwana kuning (corpus luteum) yang mengeluarkan hormon progesterone. Hormon ini kemudian menyiapkan lapisan dinding dalam rahim tempat sel telur menempel bila berhasil dibuahi sperma.

Sesaat setelah dilepaskan, sel telur terus bergerak dalam tuba falopi melalui kontraksi otot yang mirip gelombang laut. Lapisan dalam tuba falopi sendiri tidaklah halus. Lapisan ini memiliki rambut mikro (silia) yang terus menggerakkan ovum. Pergerakan silia yang dibantu kontraksi otot, bertujuan mendekatkan sperma dan ovum hingga bisa terjadi pembuahan.

Masa subur tidaklah berlangsung lama. umur sel telur hanya berkisar 12-24 jam usai dilepaskan. Setelah waktu tersebut lewat ovum bersama jaringan dalam rahim yang sudah disipakan untuk menerima ovum yang berhasil dibuahi, akan dibuang melalui tuba falopi. Hal ini ditandai penurunan kadar progesteron dan esterogen dalam tubuh wanita, dalam siklus yang disebut menstruasi. Siklus ini biasanya berlangsung dalam 28-35 hari, selama maksimal 15 hari.

Peluang besar terjadi kehamilan

Dalam Mayo Clinic Family Health Book dijelaskan, hubungan seksual yang terjadi pada masa subur berpeluang besar menghasilkan keturunan. Hubungan tersebut haruslah terjadi 72 jam (3 hari) sebelum ovum memasuki tuba falopi.

Sperma sendiri diketahui bisa bertahan kurang lebih 3 hari di dalam rahim, bila berhasil melewati vagina dan melalui saluran serviks sepanjang 2,5 sentimeter. Dalam buku tersebut juga dikatakan, peluang terjadinya kehamailan pada setiap siklus adalah sekitar 30 persen. Untuk mewujudkan peluang tersebut, dibutuhkan organ reproduksi sehat sehingga bisa menghasilkan keturunan yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Health
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau