Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2014, 09:07 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Kita bisa mengetahui apakah seseorang sedang sedih, gembira, atau bahkan terkejut, melalui ekspresi wajahnya. Ekspresi wajah sering menjadi "jendela" untuk mengetahui perasaan. Tetapi ekspresi seseorang ternyata juga bisa menjadi indikator dari kondisi kesehatan jantung dan paru-parunya.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Emergency Medicine menemukan, orang dengan penyakit jantung dan paru-paru yang serius tidak memiliki ekspresi wajah yang normal. Khususnya, mereka sulit untuk menunjukkan ekspresi terkejut. Sebaliknya, ketika terkejut pun mereka akan menunjukkan ekspresi yang datar saja.

Karena itu, menurut peneliti, ekspresi wajah dapat menjadi alat pendeteksi kapan seseorang membutuhkan perawatan untuk penyakit jantungnya, khususnya di instalasi gawat darurat. Meskipun tes lanjutan masih perlu dilakukan supaya diagnosisnya tepat.

Dalam studi tersebut, peneliti melakukan tes akurasi diagnostik untuk ekspresi wajah di Carolinas Medical Center, salah satu rumah sakit pendidikan di AS antara Mei dan September 2011. Pasien yang ikut serta dalam studi ini dipasangkan tiga perangsang yang dapat membangkitkan perubahan ekspresi wajah. Dalam waktu yang sama, peneliti juga memasangkan kamera yang dapat merekam ekspresi mereka.

Kemudian, ekspresi wajah yang dihasilkan peserta diobservasi dengan menggunakan sistem pengkodean aksi wajah yang memberikan nilai objektif perubahan aktivitas otot wajah karena ekspresi tersenyum, berungut, dan terkejut. Sementara itu, peneliti juga menganalisis risiko penyakit jantung dan paru-paru dari peserta. Kemudian, mereka memantau peserta selama dua minggu.

Peserta yang dilibatkan dalam studi berjumlah 50 orang dengan rata-rata usia 52 tahun. Sebanyak 80 persen peserta tidak memiliki riwayat penyakit, 30 persennya adalah wanita.

Selama periode pemantauan, delapan peserta (16 persen) didiagnosis dengan penyakit jantung dan paru-paru yang serius. Sisanya setelah diperiksa lebih lanjut ternyata dua orang memiliki penyakit paru obstruktif kronik, dua orang gagal jantung, dan satu orang memiliki ritme jantung yang tidak teratur.

Jika dikaitkan dengan analisis dari rekaman ekspresi wajah, peneliti menemukan peserta dengan sakit dada dan napas pendek-pendek menunjukkan jangkauan ekspresi wajah yang lebih pendek daripada mereka yang sehat. Faktanya, kemampuan untuk menunjukkan ekspresi terkejut paling rendah pada mereka dengan penyakit jantung dan paru-paru yang serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau