Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspresi Wajah yang Memicu Keriput

Kompas.com - 30/04/2012, 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak faktor yang memicu kerutan di wajah salah satunya adalah ekspresi wajah. Ekspresi wajah seperti sering memainkan alis atau mengerutkan dahi saat berbicara, tanpa Anda sadari sebenarnya dapat memicu timbulnya kerutan pada kulit muka.

"Tapi efeknya jangka panjang. Kalau terus begitu, lama-kelamaan pasti akan terbentuk kerutan," ujar dr. Linawati Makmur, spesialis bedah plastik dari Siloam Hospital Kebun Jeruk Jakarta, Senin, (30/4/2012).

Menurut Lina, orang-orang yang pembawaannya serius mungkin akan cenderung memiliki garis kerutan di dahi. Akan tetapi, faktor lain seperti stres, lingkungan dan merokok juga dapat memengaruhi kesehatan dan keindahan kulit seseorang.

Untuk mengatasi masalah ekspresi seperti ini, pasien bisa melakukan metode pengobatan dengan suntik botox. Kenapa botox? Karena botox berfungsi dalam merelaksasikan otot-otot pada wajah.

"Jadi untuk orang yang ingin mengurangi garis-garis kerutan yang timbul karena ekspresi wajah dapat dibantu dengan botox," ungkap Lina.

Salah persepsi tentang botoks

Lina menjelaskan, selama ini sering orang salah mengerti tentang botox. Banyak yang menganggap botox sebagai terapi untuk mengencangkan kulit. Padahal, efek botox itu sebenarnya bukan untuk mengencangkan kulit melainkan untuk merelaksasikan otot-otot yang digunakan untuk berekspresi sehingga kerutan wajah yang ditimbulkan oleh ekspresi wajah menjadi lebih halus.

Karena pemahaman yang keliru tersebut, tak sedikit pasien yang memakai botox dalam dosis tinggi, akibatnya kulit wajah mereka justru menjadi kaku dan sulit untuk berekspresi.

"Botox bukan untuk mengencangkan kulit. Targetnya disini adalah otot. Jadi otot itu yang dilembutkan kerjanya," jelasnya.

Botox adalah senyawa yang berasal dari bakteri Clostridium botullinum yang disuntikkan ke wajah untuk mengurangi tanda-tanda penuaan seperti garis dan keriput. Tapi efek dari suntikan ini tidak berlangsung lama, karenanya seseorang harus mengulanginya lagi setiap beberapa bulan

"Efek suntikannya memang memberikan hasil yang instan, karena dalam satu minggu sudah terasa. Tapi ini hanya sementara (3 bulan)," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau