Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2014, 15:05 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis


Libur lebaran bukan berarti kita tidak waspada akan wabah yang sedang terjadi di Afrika. Sebelum libur Lebaran ada beberapa pasien saya yang akan berangkat ke Afrika menanyakan kepada saya akan penyakit infeksi virus Ebola. Tips saya saat itu tolong pantau terus di internet mengenai perkembangan merajalelanya virus tersebut dan pelajari cara-cara agar tidak tertular sebelum berangkat.

Saat ini ternyata pemerintah Liberia sudah menyatakan kondisi gawat darurat atas penyakit virus  Ebola yang sangat berbahaya tersebut. Kriteria berbahaya disini karena bisa menular dari satu orang ke orang lain dan angka kematian yang cukup tinggi.

Dari informasi yang ada ternyata angka kematian mencapai 40 % artinya 4 dari 10 pasien yang mengidap virus Ebola mengalami kematian. Bahkan situs resmi WHO menyatakan angka kematian penyakit ini bisa mencapai 90 %. Melihat gejala perdarahan yang timbul infeksi ini juga dikenal sebagai demam berdarah Ebola (Ebola Haemorrhagic Fever)

Apakah virus ini bisa menyebar ke negara lain?

Sama seperti virus lain yang penularannya langsung antar kontak manusia, bisa saja pasien yang mengalami infeksi virus ini berasal dari negara lain atau ditemukan kasusnya di negara lain. Beberapa petugas kesehatan termasuk dokter yang kontak langsung dengan penderita virus Ebola mengalami infeksi virus ini dan dilaporkan meninggal.

Tidak seperti flu, penularan infeksi ini harus kontak langsung dengan darah, atau cairan yang berasal dari tubuh penderita. Jadi sebenarnya penularannya juga tidak mudah harus ada kontak dekat dengan penderita. Oleh karena itu yang terpenting otoritas kesehatan bandara harus mencermati para penumpang pesawat yang berasal dari Afrika terutama yang berasal dari negara yang sedang mengalami wabah tersebut yaitu Liberia, Guinea dan Sierra Leone  Afrika.

Bagaimana gejala klinis dari virus ini?

Dari informasi yang saya baca melalui situs WHO dan CDC, infeksi ini pertama kali menyebar dari binatang liar seperti monyet, gorila dan simpanse  ke manusia dan selanjutnya terjadi penularan dari manusia ke manusia. Sama seperti gejala infeksi virus umumnya, pasien yang mengalami infeksi ini mengalami panas tinggi, nyeri otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan.

Setelah masuk ke dalam tubuh pasien yang mengalami infeksi virus ini akan bertambah banyak dan akan menyerang sel-sel darah dan akan menyebabkan penyumbatan-penyumbatan  lokal pembuluh darah dan akhirnya merangsang terjadinya gangguan sistim pembekuan darah dan terjadi perdarahan. Selanjutnya virus akan menyerang liver, ginjal, otak, usus dan mata. Sehingga terjadi perdarahan yang luas pada organ-organ tersebut.  

Pasien yang terinfeksi virus Ebola akan mengalami gangguan pencernaan seperti muntah-muntah, diare, kemerahan pada kulit dan terjadi perdarahan luas didalam organ maupun perdarahan yang keluar seperti muntah darah dan BAB hitam. Masa inkubasi berlangsung dari 2-21 hari.

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat untuk mengatasi virus Ebola ini. Perawatan ditujukan untuk mengatasi komplikasi akibat komplikasi virus tersebut. Pemerintah setempat sudah melakukan upaya  untuk  menemukan kasus baru dan mengisolasinya agar tidak menyebar luas ke masyarakat lain.

Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien termasuk darah atau cairan lain dari pasien penderita juga diminta untuk melaksanakan konsep general precaution agar terhindar dari penularan infeksi virus berbahaya tersebut.

Apakah perlu mengkhawatirkan penyebaran virus ini di Indonesia?

Memang dengan begitu luas dan mudahnya masyarakat kita mengakses internet membuat akses informasi begitu cepat dan mudah. Jelas informasi penyebaran virus ini juga akan mencemaskan bagi masyarakat kita terutama  yang akan berangkat atau baru kembali dari Afrika.

Menurut saya kita tidak perlu mencemaskan penyebaran penyakit ini di Indonesia saat ini. Penularan hanya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita. Perjalanan penerbangan dari Afrika barat ke Indonesia perlu melalui transit di beberapa tempat dan negara. Sedang infeksi virus Ebola ini berlangsung cepat dan kondisi pasien cepat memburuk.

Oleh karena ini memang kita tidak perlu mencemaskan penyebaran virus Ebola ini di Indonesia. Walau tetap otoritas kesehatan bandara harus mengantisipasi masuknya penumpang yang baru datang dari  daerah yang sedang terjadinya wabah seperti Liberia, Guinea dan Sierra Leone.

Salam sehat,

Dr.Ari Fahrial Syam
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
Ketua PAPDI Jaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau