KOMPAS.com - Susan Schneider, istri mendiang Robin Williams mengungkapkan, menjelang kematiannya, sang aktor didiagnosis menderita penyakit Parkinson. Beserta depresi, penyakit ini mungkin menjadi pemicu dari aksi bunuh diri yang merenggut nyawanya.
Keith Ablow, dokter asal Massachusetts Amerika Serikat, mengatakan, orang dengan Parkinson memproduksi dopamin dalam jumlah yang terlalu sedikit di beberapa bagian otak. Kurangnya dopamin mengakibatkan timbulnya gangguan gerakan, termasuk otot kaku dan gemetar.
Penyakit Parkinson dan depresi mayor terkadang timbul bersamaan dan saling memperburuk kondisi satu sama lain. Seseorang yang mengalami dua kondisi ini cenderung lebih mudah untuk merasa cemas, daripada bila hanya memiliki depresi. Mereka juga cenderung memiliki kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuhnya daripada bila memiliki Parkinson saja.
"Kemampuan mereka untuk berkonsentrasi juga sangat menurun," ujar Ablow.
Yang menarik, obat-obatan yang disebut ropinirole yang merangsang reseptor dopamin di otak tidak hanya membantu mengatasi penyakit Parkinson tahap awal, tetapi juga depresi. Berbeda dengan obat-obatan tradisional seperti Prozac atau Cymbalta yang tidak mampu mengatasi keduanya sekaligus. Bila Williams telah diberi terapi untuk Parkinson, maka mungkin gejala depresinya juga terbantu.
Secara psikologi, orang yang didiagnosis dengan Parkinson biasanya sudah mengalami depresi mayor. Banyak orang dengan Parkinson dan depresi yang merasa sangat rendah diri dan kualitas hidupnya menurun dengan cepat. Maka yang penting dari terapi untuk kombinasi kedua kondisi ini adalah kerja cepat.
Bagi seorang aktor, penyakit Parkinson tentu akan menghambat karirnya. Ini karena Parkinson dapat menyulitkan seseorang untuk menampilkan ekspresi wajah dan gerak, dua hal yang sangat dibutuhkan profesi ini.
Menurut Ablow, kondisi inilah yang mungkin membuat Williams merasa sudah tidak memiliki masa depan. Ditambah dengan depresi, sang aktor mungkin tidak mampu lagi berpikir secara rasional dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.