Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2014, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Di tengah ritme kehidupan yang serba cepat dan melelahkan, kalangan muda yang tinggal di Ibu Kota menyisihkan waktu untuk berolahraga. Bermacam olahraga dilakukan, seperti yoga, lari, dan angkat beban.

Selain untuk menyehatkan tubuh, pikiran jernih, penampilan menarik, olahraga juga bisa dipakai sebagai ajang menambah teman.

Yasmin (26), pegawai swasta, menggelar matras yoga berwarna hijau muda di pusat latihan Bikram Yoga, Plaza Senayan Arcadia, Senayan, Jakarta Pusat. Dia mengenakan celana ketat selutut dengan atasan kaus tanpa lengan. Rambut Yasmin yang panjang sebahu diikat cepol ke atas.

Di luar ruangan matahari bersinar terik. ”Aku sengaja memanfaatkan waktu istirahatku untuk yoga. Setelah ini, kembali bekerja lagi,” kata Yasmin, Rabu (1/10).

Siang itu, Yasmin melakukan 26 gerakan sistematis bikram yoga di dalam ruangan bersuhu 42 derajat celsius.

Yasmin berlatih yoga setidaknya tiga kali seminggu. Selain yoga, perempuan yang bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, ini juga berlatih olahraga lain, seperti tyx dan power swing. Dia menyempatkan diri berolahraga di tengah kesibukannya sebagai pekerja kantoran. ”Jenis olahraganya sengaja aku selang-seling biar tidak bosan,” kata Yasmin.

Yasmin tidak sendiri. Berolahraga tampaknya sudah menjadi gaya hidup di kalangan muda kaum urban. Selain yoga, jenis olahraga lain yang telah lama digandrungi adalah nge-gym di pusat-pusat kebugaran fisik atau klub fitness.

Di Mal FX Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (3/10) sore, sejumlah pegawai kantor berpakaian necis memasuki ruang pusat kebugaran Celebrity Fitness. Dalam hitungan menit, blazer, kemeja, serta celana dan rok bahan yang mereka kenakan berganti setelan olahraga.

Diiringi musik terkini yang mengalun cepat dari pengeras suara, anggota klub fitness itu menaiki mesin treadmill, menyesuaikan tingkat kecepatan, dan berlari. Ada pula yang duduk menghadap dinding berlapis kaca sambil berulang-ulang mengangkat dumbbell yang beratnya bervariasi.

Mayoritas anggota klub fitness adalah pekerja kantoran yang membayar Rp 5 juta-Rp 10 juta untuk sesi latihan fisik dua kali seminggu bersama pelatih pribadi.

Quincy (23), salah satu anggota klub, rajin mengunjungi Celebrity Fitness dalam tiga bulan terakhir. Selama ini, kesibukan kerja sebagai analis bisnis di sebuah perusahaan konsultan bisnis membuatnya lelah dan malas berolahraga. Gaya hidup yang kurang sehat itu membuat berat badannya naik drastis. Ia juga merasa cepat lelah dan mudah sakit.

Akhirnya, dengan membayar Rp 500.000 per bulan, Quincy kini menghabiskan waktu tiga-empat kali seminggu untuk fitness. ”Biasanya dua jam sepulang kerja. Lumayan, daripada sore-sore terjebak macet, saya mampir dulu untuk lari-lari di treadmill,” kata Quincy.

Hasilnya, meski belum ada perubahan signifikan pada bentuk fisiknya, secara psikologis, Quincy merasa lebih bahagia. ”Sekarang, saat makan, saya tidak lagi dibebani rasa bersalah. Semua lemak tak sehat akan saya buang lewat olahraga,” tuturnya.

Tidak mahal

Memperoleh tubuh sehat dan menarik tak lagi membutuhkan biaya besar. Pusat kebugaran dengan biaya rendah kini banyak tersebar di Ibu Kota. Biayanya pun dalam kisaran Rp 70.000-Rp 200.000 per bulan.

”Saya awalnya ingin mendaftar di klub fitness di mal. Ternyata mahal. Akhirnya, saya berakhir nge-gym di sini,” tutur Riyanto (35), salah seorang anggota Klub Fitness H&M, di Jalan Pete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Klub H&M terletak di sebuah rumah indekos. Di sekeliling ruang fitness berdinding kaca, tampak pintu kamar indekos berjejer. Karena murah, klub itu terbuka untuk semua kalangan. Mulai mahasiswa, petugas satpam, ibu rumah tangga, karyawan toko, sampai pengusaha.

Memperoleh tubuh atletis secara gratis juga marak dilakukan melalui komunitas street work out (calisthenics), salah satunya Komunitas Indobarian. Latihan fisik dilakukan bersama dengan cara mengangkat bobot tubuh sendiri (beban dalam).

Gerakannya bervariasi, seperti push up, leg raise, sit up, pull up, chin up, dan lain-lain. Tujuannya, menguatkan otot di tangan dan kaki, sampai tercipta bentuk tubuh yang lebih atletis.

”Awalnya saya bergabung didorong rasa ingin tahu. Ternyata menyenangkan. Selain mendapat tubuh atletis, saya juga dapat banyak teman baru,” kata Kharis (22), mahasiswa.
Pikiran jernih

Menurut psikolog olahraga Jo Rumeser, olahraga yang dilakukan secara teratur memiliki fungsi memberi kesegaran pada tubuh dan mental seseorang. ”Dengan rutin berolahraga, cara berpikir seseorang bisa lebih jernih dan kreatif,” katanya.

Olahraga yang baik dilakukan setidaknya tiga kali seminggu dengan durasi 1–1,5 jam per latihan. Jenisnya harus memberikan dampak kesegaran, seperti lari, jalan, atau berenang.

Olahraga, seperti yoga, ujar Jo, berfungsi memberikan keseimbangan tubuh dan relaksasi.

”Pendinginan setelah olahraga juga bagian dari yoga,” katanya. (A06/A14)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau