Kesibukan tersebut terlihat di salah satu ruangan di Samsung Sono School yang berada di kompleks Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FKUA), Surabaya, Selasa pekan lalu.
Selama 3 hari, para peserta yang terdiri dari mahasiswa kedokteran atau pun dokter yang ingin mengambil spesialis mempelajari teknik ultrasonografi dasar seperti melihat tumor, miom, kehamilan, dan juga patologis atau kelainan.
Salah satu calon dokter tersebut adalah Ratriana Via yang duduk di semester 7 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. "Alat USG saat ini lebih canggih dan gambarnya lebih tajam. Setinggannya juga mudah dioperasikan," katanya mengomentari alat-alat USG termutakhir di ruangan tersebut.
Menurut dr.Anang Endaryanto, Sp.A, Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD Dr.Soetomo, pelatihan bagi para tenaga medis untuk melakukan diagnosis dini, khususnya menggunakan alat USG, adalah hal yang penting.
"Para dokter dan tenaga medis harus terus meng-update skill karena pengetahuan kedokteran juga berubah. Terlebih saat ini fokus utama pemerintah adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi," kata Anang.
Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia memang masih jauh dari tujuan pembangunan milenium (MDGs). Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, AKI yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Ini juga termasuk melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi adanya kelainan.
Ultrasonografi saat ini masih merupakan standar emas untuk pemeriksaan kehamilan. Selain sifatnya yang noninvasif sehingga pasien merasa nyaman, penggunaannya juga cukup akurat mendeteksi kelainan pada janin.
"Kelainan yang bisa dideteksi dengan alat USG tergantung pada usia kehamilan. Semakin muda usia kehamilan, makin sedikit kelainan yang bisa dilihat," kata dr.Bangun Purwaka, Sp.OG.
Manfaat USG yang bisa diperoleh antara lain mengetahui usia kehamilan, mendiagnosis adanya janin kembar, mendeteksi berbagai hal yang bisa mengganggu kehamilan, seperti miom atau kista, menentukan lokasi plasenta, hingga menilai keadaan plasenta.
Jenis kelainan yang bisa dideteksi dengan alat USG sebenarnya tak terbatas pada kehamilan saja, tapi juga kondisi jantung, jaringan otak, telinga hidung dan tenggorokan, serta payudara. Tetapi kelainan ini tentu saja bisa terlihat jika alat USG dioperasikan oleh dokter yang ahli atau memiliki sertifikat kompetensi USG.
Ini berarti, para dokter perlu mengikuti pendidikan menggunakan USG. Apalagi kini perkembangan teknologi USG sudah semakin canggih, tak lagi dua dimensi tapi juga empat dimensi. Kualitas gambar juga sangat jelas sehingga tubuh janin bisa dilihat dengan jelas.
Samsung Sono School merupakan salah satu bentuk program strategic citizenship (CSR) dari Samsung Electronics Indonesia berupa pendidikan ultrasonografi. Di Surabaya, Samsung Sono School bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan RSUD Dr.Soetomo. Sebelumnya, pada Juni 2014 pusat pendidikan yang sama juga dibuka di RSCM Jakarta bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
"Samsung ingin berbagi pengetahuan dan tekonologinya secara luas. Selain itu sangat penting bagi kita memiliki tenaga profesional yang terlatih," kata KangHyun Lee, Vice President Corporate Affairs dan Corporate Business PT.Samsung Electronics Indonesia, dalam acara peresmian di Surabaya (17/2/15).
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, menurut Lee, dipilih karena memiliki jangkauan yang luas sampai wilayah Indonesia Timur. Selain memberikan empat unit alat USG keluaran Samsung, perusahaan asal Korea ini juga menanggung biaya pelatihan sampai dengan tiga tahun ke depan.
Di negara berkembang seperti Indonesia, layanan ultrasonografi memang belum tersedia secara merata di semua unit pelayanan kesehatan. Meski begitu, pemerintah saat ini berencana memperkuat pusat pelayanan primer dan juga meningkatkan kualitas dokter di Puskesmas.
Walau peralatan kedokteran masih terbatas, namun menurut Anang, saat ini yang terpenting adalah meningkatkan kualitas dokter dan tenaga kesehatan. "Yang utama jangan alat dulu, tapi skill dulu sehingga bisa melakukan deteksi dini yang mudah dan akurat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.