Orang yang tekanan darahnya mencapai 160/90 akan langsung diberikan dua obat kombinasi untuk menurunkan tekanan darahnya.
"Walau sudah diberi obat tetap gaya hidupnya harus diubah," kata dr.Siska S.Danny, Sp.JP, dari RS.Harapan Kita Jakarta, dalam acara media edukasi yang diadakan PT.Omron di Jakarta (31/3).
Siska mengatakan, pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup. "Banyak pasien yang tidak tahu harus minum obat karena penyakitnya memang tidak ada gejala dan keluhan," ujarnya.
Ia menegaskan, tujuan utama pengobatan hipertensi bukanlah mencapai angka normal tekanan darah, melainkan menurunkan risiko komplikasi.
Orang yang memiliki tekanan darah 180/90 memiliki risiko terkena penyakit jantung dan kardiovaskular sampai 8 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tekanan darahnya normal. Sayangnya, ketaatan pasien pada pengobatan sangat rendah.
Selain tidak bergejala, banyak juga pasien yang tak mau minum obat hipertensi karena takut ginjalnya rusak.
"Namanya obat pasti ada efek sampingnya, tapi risikonya kecil jika dibandingkan dengan tidak mengonsumsi obat," tegasnya.
Walau tekanan darah sudah kembali normal, namun pasien perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menghentikan pengobatan. "Ada pasien yang setelah mengubah gaya hidupnya jadi lebih sehat tekanan darahnya turun. Tapi tetap harus dimonitor secara berkala. Jadi konsultasikan dengan dokternya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.