Hal itu tercermin dalam hasil survei yang dilakukan terhadap 1000 orang berusia rata-rata 50 tahun. Dari seluruh responden, sekitar 79 persen mengonsumsi setidaknya satu pil setiap hari.
Mereka ditanya berapa periode hidup yang mau mereka tukar untuk menghindari minum obat penyakit jantung dan pembuluh darah setiap hari. Lebih dari 8 persen mengatakan, mereka rela kehilangan 2 tahun hidup mereka, dan 21 persen menjawab antara seminggu dan setahun.
"Hasil survei ini menguatkan fakta banyaknya orang yang tak suka minum obat, apa pun alasannya," kata Dr.Robert Hutchins dari Universitas California, San Francisco.
Para responden survei juga ditanya berapa uang yang rela mereka bayar untuk menghindari minum obat. Sebanyak 43 persen mengatakan mereka mau membayar berapa pun dan 21 persen menatakan mau membayar 1000 dollar AS atau lebih, asalkan tidak harus minum obat tiap hari. Padahal para responden diminta membayangkan obat tersebut gratis dan tidak memiliki efek samping.
Sementara itu di Indonesia, dalam survei yang dilakukan sebuah perusahaan farmasi ditemukan, tingkat kepatuhan pasien penyakit kronis minum obat hanya 43 - 78 persen. Kebanyakan pasien menghentikan pengobatanya setelah 6 bulan. Padahal, obat tersebut harus dikonsumsi seumur hidup. Padahal, pengobatan yang setengah-setengah bisa berbahaya.