Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kulit Anak Mudah Bengkak dan Biru, Waspadai Kelainan Darah Hemofilia

Kompas.com - 16/04/2015, 11:19 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS..com
– Hemofilia atau gangguan pembekuan darah sebenarnya bisa dideteksi sejak bayi lahir karena merupakan penyakit keturunan. Namun, keluarga sering kali tidak menyadari jika seorang ibu membawa gen hemofilia sehingga bisa menurun ke anak laki-lakinya.

Perlu penelusuran riwayat keluarga untuk waspada memiliki keturunan yang menderita penyakit kelainan pendarahan ini. Sebenarnya, hemofilia pun bisa ditunjukkan sejak kecil tergantung berat atau ringannya penyakit tersebut diderita.

Dokter Spesialis Anak-Konsultan Hematologi, Djajadiman Gatot mengungkapkan, tanda anak menderita hemofilia biasanya muncul saat anak mulai belajar merangkak.

“Misalnya, seorang bayi belajar merangkak, kan lututnya beradu dengan lantai, lututnya jadi biru-biru. Itu hemofilia yang berat. Kalau dia jatuh kemudian mudah bengkak itu hemofilia sedang,” terang Gatot dalam diskusi di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Sering kali anak penyandang hemofilia mengalami pendarahan yang sulit berhenti saat mereka terjatuh atau tersayat. Penyakit ini bisa juga baru diketahui saat anak disunat. Perlu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui pasti apakah anak membawa gen hemofilia.

“Penyakit ini tidak bisa yang berat jadi ringan, yang ringan jadi berat, dari lahir segitu saja karena dasarnya genetik,” lanjut Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) ini.

Hemofilia terjadi akibat kekurangan faktor pembekuan darah sehingga darah sulit membeku pada saat luka. Hemofilia ringan maupun berat itu pun tergantung gen pembawanya. Pada hemofilia yang berat, juga kerap terjadi pendarahan secara spontan.

“Orang tua harus curiga, ini anak saya kenapa kok gampang sekali biru. Dokter harus waspada tanya keluarganya ada atau enggak yang hemofilia,” kata Gatot.

Untuk penanganannya, penyandang hemofilia harus menerima transfusi darah faktor konsentrat secara teratur seumur hidupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau