Salah seorang kru Apollo 7 yang menjalankan misi di tahun 1960 terkena flu dan menularkannya ke dua astronot. Akibatnya, ketiganya harus menghabiskan seluruh misinya dalam kondisi kram perut dan bersin parah. Padahal misi tersebut hanya 11 hari di orbit bumi.
Bayangkan jika harus tinggal selama setahun di International Space Station (ISS) atau 2,5 tahun dalam misi penjelajahan ke Mars. Kondisinya akan lebih buruk lagi jika penyakitnya lebih serius daripada flu, seperti radang usus buntu, serangan jantung, atau cedera.
Gravitasi nol memang berpengaruh besar pada tulang, otot, organ, bola mata, serta otak. Belum lagi harus terperangkap dalam kapal yang terkunci rapat sehingga virus atau bakteri akan berputar dari satu orang ke orang lainnya.
Berikut adalah beberapa kondisi yang membuat penyakit berdampak lebih parah di luar angkasa.
1. Letak organ berubah
Di bumi, organ tubuh kita tetap di tempatnya. Dokter akan tahu di mana liver atau lambung hanya dengan menyentuhnya. Tapi di tempat yang tidak ada gravitasi kondisinya berubah.
"Organ-organ mungkin akan sedikit bergeser dari tempatnya. Jantung juga akan memiliki orientasi yang berbeda sehingga berpengaruh pada hasil EKG. Pergeseran atau tekanan pada paru, lambung, dan kandung kemih, juga akan menimbulkan masalah tersendiri," kata Kjell Lindgren, astronot dan pakar bidang pengobatan darurat luar angkasa.
2. Gangguan tulang
Tanpa adanya gaya tarik gravitasi yang konstan, tulang dan otot tubuh kita akan menjadi lemah dan kehilangan mineralnya. Seorang astronot menghabiskan olahraga berjam-jam dalam seminggu untuk melawan kondisi tersebut tapi tak ada yang mampu menahannya secara sempurna. Itu sebabnya ketika ada astronot baru yang datang ke stasiun luar angkasa, mereka dilarang memeluk astronot lain karena bisa berakibat patah tulang.
3. Penglihatan memburuk
Astronot yang berada di luar angkasa untuk waktu lama biasanya akan mengalami gangguan penglihatan dan kondisinya tak bisa kembali normal saat mereka kembali ke bumi. Gangguan itu disebabkan oleh tekanan cairan dari tubuh bagian bawah ke kepala sehingga menekan saraf optik dan mengubah ukuran bola mata. Infeksi mata dan iritasi juga rentan dialami.
4. Sulit melakukan jahitan
Di bumi, menjahit bagian tubuh yang luka adalah hal sederhana bagi dokter, tapi tidak di luar angkasa. Ini karena semua peralatan yang diperlukan akan beterbangan ke segala arah.