Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Pusing Bisa Jadi Gejala Kerusakan Pembuluh Darah Kecil

Kompas.com - 04/03/2025, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Ada berbagai penyebab rasa pusing atau sakit kepala, namun lebih sering gangguan ini tidak diketahui pemicunya. Keluhan pusing yang sering terjadi tanpa penyebab yang jelas, terkadang bisa jadi gejala kerusakan pembuluh darah kecil.

Penyakit Pembuluh Kecil Serebral (CSVD) adalah istilah umum untuk berbagai kondisi yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di otak. Biasanya, CSVD terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah akibat peradangan, pengerasan arteri, penumpukan plak, atau penebalan dinding pembuluh darah.

"CSVD bisa disebabkan karena adanya pelebaran pembuluh darah kecil dan ini hanya bisa dilihat dari pemeriksaan MRI," kata dr.Immaculata Adisetyati Widiasmaningrum, Sp.N dari RS Siloam Jantung Diagram Cinere.

Pembuluh darah kecil di otak memiliki tugas menyuplai area-area di dalam otak. Oleh karena itu CSVD yang diabaikan bisa menyebabkan terjadinya kerusakan yang berkelanjutan pada pembuluh darah di otak, membuat sel-sel kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kerusakan dan disfungsi permanen.

Baca juga: Ketahui Penyebab Sakit Kepala Saat Puasa

Pada tahap awal CSVD memiliki gejala ringan yang tidak disadari. Gejala menjadi lebih parah pada tahap akhir penyakit setelah terjadi kerusakan otak yang lebih signifikan.

"Gejalanya bisa berupa sering pusing, susah konsentrasi, depresi, demensia, kejang, hingga gangguan mobilitas," kata dr.Imma.

Karena CSVD umumnya menyerang orang lanjut usia, beberapa gejalanya disalahartikan sebagai efek normal dari penuaan. Hal ini membuat identifikasi dini penyakit ini menjadi sulit—banyak orang baru mendapat diagnosis ketika kondisinya telah berkembang ke tahap sedang atau parah.

Pengobatan

Baca juga: Pedagang Pasar Bukit Duri Kerap "Ribut" dengan Pelanggan yang Jual Emas

Pilihan pengobatan yang tersedia untuk CSVD terbatas. Tujuan utamanya adalah mengurangi faktor risiko dan mencegah atau menunda komplikasi seperti demensia dan stroke.

Karena penyebab dan faktor risiko berbeda-beda pada setiap individu, rencana perawatan yang dipersonalisasi adalah yang paling efektif. Perawatan mungkin termasuk obat untuk menurunkan kolesterol, mengatur kadar glukosa darah, dan mengatur tekanan darah tinggi.

Dokter juga menyarankan untuk menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengonsumsi makanan kaya nutrisi.

Baca juga: Pecah Pembuluh Darah di Kepala Disebabkan oleh Apa? Ini 4 Daftarnya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau