Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2015, 13:49 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan gerbang utama keberhasilan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. IMD adalah proses menyusui segera setelah bayi baru lahir, yang dilakukan paling lambat selama satu jam pertama kelahirannya.

Dokter spesialis snak Utami Roesli mengatakan, proses IMD sangat penting dan harus dilakukan secara benar. Saat IMD, bayi diletakkan di atas dada ibu dan dibiarkan mencari sendiri puting ibu untuk menyusui. Petugas kesehatan tidak diperkenankan untuk membantu bayi menemukan puting ibu.

IMD pun seharusnya dilakukan minimal satu jam, meski kurang dari satu jam bayi sudah menemukan puting ibu dan menyusu. "Jadi, IMD harus dilakukan segera dan minimal selama satu jam, jika ibu dan bayi dalam keadaan stabil. Tidak ada indikasi medis," terang Tami saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Tami menambahkan, saat IMD itulah bayi akan mendapatkan kolostrum dari ibunya, zat yang penting untuk menyempurnakan sistem pencernaannya. Saat IMD juga terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi, yang akan menghangatkan tubuh bayi.

Menurut WHO dan Unicef, IMD dapat menurunkan angka kematian bayi. Saking pentingnya, IMD diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Dalam Pasal 9 disebutkan, bahwa tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas kesehatan wajib menjalankan proses IMD.

"Jika IMD tidak dikerjakan dengan benar, diberi teguran lisan dan tertulis dari dinas kesehatan. Kalau enggak mau IMD, bisa cabut izin praktik. Keras memang," tegas Tami dari Sentra Laktasi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau