Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2016, 15:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber ABCNews

KOMPAS.com — Di Amerika Serikat, pernah ada satu kejadian yang membingungkan. Seseorang ditangkap oleh petugas dengan tuduhan mabuk sambil berkendara. Padahal, dia tidak minum minuman beralkohol.

Bagaimana bisa? Ternyata, wanita ini menderita kondisi langka yang disebut sindrom auto-brewery, di mana sistem pencernaan menjadi tempat pembuatan "alkohol".

Akhirnya, wanita ini dibebaskan setelah pengacaranya memberi surat keterangan dokter mengenai kondisi yang terbilang langka tersebut.

Sindrom ini mengakibatkan makanan fermentasi seperti tape berubah menjadi etanol. Ini menyebabkan level alkohol dalam darah naik.

Efek yang ditimbulkan sindrom auto-brewery mirip dengan efek yang ditimbulkan alkohol, seperti kebingungan dan mungkin meracau. Pada beberapa kasus, penderitanya berkata bahwa mereka bisa mencium bau alkohol dari napas dan mulut mereka.

Dr Richard Peek, profesor bidang biologi kanker dari Vanderbilt University Medical Center, mengatakan, penyebab gejala tidak sepenuhnya dipahami. Tetapi, ada satu hal yang patut dicurigai, yakni ragi. Ragi dapat memetabolisme karbohidrat menjadi etanol.

Peek mengatakan, studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab pasti sindrom auto-brewery dan untuk menemukan obat yang cocok untuk semua pasien.

"Bisa saja Anda menganjurkan diet rendah kalori untuk mengurangi gejala sindrom auto-brewery, namun anjuran ini belum terbukti cocok untuk semua pasien. Atau, Anda juga bisa mencoba obat antijamur," kata Peek.

Peek juga menjelaskan, semua orang berpotensi terkena sindrom ini. Pemicunya bisa bermacam-macam, seperti perubahan flora di pencernaan, antibiotik, dan kondisi-kondisi lainnya.

Olahraga, pola makan sehat dengan banyak sayur dan buah segar, dan konsumsi prebiotik dapat membantu mengurangi risiko seseorang menderita sindrom auto-brewery, jelas Peek lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com