Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2016, 07:10 WIB
KOMPAS.com - Kandungan bisphenol-A (BPA) dalam produk plastik diketahui dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Oleh karena itu belakangan ini banyak produsen yang membuat plastik bebas BPA (BPA free).

Badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) sejak tahun 2012 telah melarang penggunaan BPA pada produk botol bayi, gelas, dan kemasan susu formula bayi.

Pengganti BPA yang paling sering dipakai adalah BPS (Bisphenol S). Meski demikian, produk plastik bebas BPA ternyata tidak lebih aman dibanding produk plastik konvensional.

Hal itu disimpulkan dari sebuah penelitian skala kecil yang meneliti dampak produk bebas BPA terhadap embrio ikan zebra.

Dalam penelitian yang dipimpin oleh Nancy Wayne, ahli endokrinologi dari UCLA diketahui, mereka memamparkan ikan zebra pada BPA dan BPS level rendah lalu diamati dampaknya pada gen dan sel otak yang mengontrol reproduksi.

Ikan zebra memang sering dipakai dalam penelitian untuk mengetahui dampak zat tambahan dalam plastik karena embrio mereka transparan sehingga para ilmuwan lebih mudah melihat dan memonitor pertumbuhan sel.

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa BPS level rendah memiliki dampak yang sama dengan embrio yang terpapar BPA. Pada paparan BPA atau BPS perkembangan embrio menjadi lebih cepat, bahkan kelahiran prematur," kata Wayne.

Sementara itu dampak pada estrogen ternyata BPA dan BPS juga memengaruhi hormon tiroid.

"Karena hormon tiroid memiliki pengaruh penting pada perkembangan otak selama kehamilan. Hasil studi ini sangat penting dalam embrio secara general dan perkembangan janin, termasuk pada manusia," katanya.

Studi-studi sebelumnya menyebutkan bahwa BPA bisa menyebabkan gangguan pada otak dan perkembangan reproduksi, memicu pubertas dini, dan peningkatan kanker prostat dan payudara.

Sayangnya ternyata BPS juga memiliki efek yang sama bahayanya dengan BPA. Studi tahun 2013 oleh peneliti dari Texas menunjukkan BPA bisa menggangu fungsi sel normal, bahkan pada beberapa kasus menyebabkan kematian sel.

Penelitian di Kanada menemukan, BPA mempercepat pertumbuhan sel saraf sampai 180 persen pada ikan yang diberi paparan BPA kadar rendah. Pada BPS efeknya bahkan lebih buruk lagi, pertumbuhannya mencapai 240 persen. Saat dewasa, ikan-ikan itu menunjukkan tanda hiperaktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau