Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunat, Cegah Infeksi Penyakit dan Mengembalikan Kesuburan

Kompas.com - 22/02/2016, 12:25 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Pria di belahan dunia Barat kini mulai melirik manfaat sunat. Pasalnya, sunat menurut ahli kesehatan pria dari Turek Clinic California, Dr Paul Turek ternyata menurunkan risiko pria tertular penyakit menular seksual.

Selain itu, sunat juga menurunkan risiko terkena kanker penis serta menambah kesuburan.

"Saat ini di AS satu hal yang membuat orang tua menyunat anaknya adalah untuk mengurangi kejadian infeksi saluran kencing. Untuk dewasa, infeksi itu tidak terlalu serius tetapi bagi anak infeksi itu dapat menyebabkan masalah ginjal," jelasnya.

Kendati demikian, praktik sunat masih belum lazim di negeri itu. Hasil-hasil studi mengenai manfaat sunat belakangan ini membuat masyarakat di Barat mulai tertarik. Penemuan manfaat sunat itu membuat sejumlah pria dewasa menjalani prosedur sunat.

Operasi minor itu pada anak tidak seserius orang dewasa. Pasien dewasa membutuhkan lebih banyak anestesi, berlangsung lebih lama dan dibutuhkan jahitan. Di samping itu proses pemulihan lebih cepat terjadi pada anak-anak. Tentu saja pria dewasa perlu puasa seks selama seminggu agar benar-benar pulih terlebih dahulu.

Bagi pria dewasa, sunat mencegah penyebaran penyakit menular seksual seperti HIV, herpes, HPV yang dikenal menyebabkan kutil genital dan kanker serviks.

"Data penelitian itu tak terbantahkan. Data itu bersumber dari tiga percobaan yang disponsori pemerintah AS di tiga lokasi," katanya.

Peneliti masih bekerja mencari tahu bagaimana sunat mampu mengurangi penyebaran infeksi tersebut. Namun menurut Dr Turek, teori yang dipercaya sekarang adalah kulup bertindak sebagai reservoir sekresi. Sekresi itu mengandung virus seperti HIV dan herpes.

"Kulup itu seperti kelopak mata, sangat tipis. Sunat mengurangi reservoir dan membatasi waktu kontak," katanya. Itu sebabnya tingkat infeksi HIV menurun sampai 60 persen pada pria yang diteliti. Sayangnya, sunat tidak ditemukan mencegah penyakit menular seperti chlamydia dan gonorrhea.

Risiko kanker

Sunat juga terbukti menurunkan risiko kanker penis. Menurut Dr Turek, kanker jenis ini terhitung langka dan amat jarang ditemui pada pria yang disunat. Para ahli percaya kanker penis itu seperti kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV. Karena sunat mengurangi penularan virus HPV, para ahli percaya sunat mengurangi risiko kanker penis.

Dr Turek pun mengingatkan sunat tidak menjamin aktivitas seks lebih menyenangkan. "Sebagian besar pria yang disunat dewasa ketika membandingkan seks sebelum dan sesudah, mereka tak mendapati perbedaannya," katanya. Ia menjelaskan bahwa G-Spot pada pria tak terpengaruh oleh prosedur sunat.

Namun ia mengatakan sunat berpengaruh terhadap kesuburan. Sebagian besar pasien Dr Turek mengalami masalah kesuburan yang disebut fimosis dan blanitis. "Fimosis adalah ketidakmampuan untuk menarik kulup, terlalu kencang dan dapat bermasalah dengan seks dan kesuburan. Kondisi ini sering ditemukan pada pasien diabetes," katanya.

"Balanitis juga ditemukan banyak pada penderita diabetes. Kondisi ini adalah inflamasi pada kelenjar. Kepala penis meradang dan gatal atau kemerahan. Terkadang sulit untuk mengatasinya jika penis selalu tertutup," katanya.

Namun ketika penutup itu dihilangkan, kedua masalah itu bisa disembuhkan. Pria dengan masalah phimosis dan balanitis mampu mengatasinya dan mendapatkan kesuburannya kembali.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau