Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2016, 19:09 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Jumlah anak balita yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas telah meningkat hingga 10 juta anak di seluruh dunia sejak tahun 1990. Berbeda dari tahun lalu, kini kasus obesitas pada anak lebih banyak ditemukan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, ketimbang negara-negara berpenghasilan tinggi, lapor WHO.

Di negara berkembang, jumlah anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan jumlahnya meningkat dua kali lipat menjadi 15,5 juta pada tahun 2015 dari 7,5 juta pada tahun 1990.

Menurut Komisi WHO untuk program Ending Childhood Obesity (ECHO), hal tersebut didorong oleh urbanisasi dan globalisasi.

Baca juga: Rachel Amanda Ungkap Proses Pernikahannya dengan Pengusaha Narawastu Indrapradna

"Kegemukan dan obesitas berdampak pada kualitas kehidupan anak, karena ke depannya anak bisa menghadapi berbagai hambatan, seperti konsekuensi psikologis dan kesehatan fisik," kata Sania Nishtar, ECHO co-chair, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Kita tahu bahwa obesitas dapat berdampak pada pencapaian pendidikan. Dikombinasikan dengan kemungkinan bahwa anak akan tetap mengalami obesitas sampai dewasa, kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan dan konsekuensi ekonomi, bagi diri mereka keluarga mereka, dan masyarakat secara keseluruhan.”

Konsumsi makanan yang tidak sehat dan minuman tinggi gula adalah faktor utama dalam peningkatan jumlah anak yang kelebihan berat badan dan obesitas, terutama di negara berkembang, kata WHO.

Baca juga: Komisi I Sebut Aturan Usia Pensiun TNI Tak Adil, Bandingkan dengan ASN

Hampir setengah dari anak-anak balita yang kelebihan berat badan dan obesitas tinggal di Asia dan 25 persen di Afrika, di mana jumlah anak yang kelebihan berat badan hampir dua kali lipat menjadi 10,3 juta pada tahun lalu, dari jumlah 5,4 juta pada tahun 1990.

WHO mengatakan, Libia, Mesir, Maroko, Aljazair , Tunisia dan Botswana memiliki persentase tertinggi anak-anak kelebihan berat badan di antara negara-negara Afrika.

Laporan itu juga mengatakan, bahwa epidemi obesitas memiliki potensi untuk menimbulkan banyak kerugian kesehatan di seluruh dunia. Sehingga WHO, meminta pemerintah untuk mengatasi apa yang disebut “tantangan kesehatan global yang utama” tersebut.

Baca juga: Usut Kasus Bank BJB, Kenapa KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil?

"WHO perlu bekerjasama dengan pemerintah untuk menerapkan berbagai langkah yang membahas penyebab obesitas pada balita dan membantu para orang tua untuk memberikan anak-anak mereka langkah awal yang sehat untuk hidup lebih layak," kata Peter Gluckman, ECHO co-chair.

Di antara rekomendasi tersebut, WHO mengatakan pemerintah harus mempromosikan makanan sehat, aktivitas fisik yang cukup, serta lingkungan sekolah yang sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pelaku Pembunuhan Ibu-Anak dalam Toren Ditangkap Tanpa Perlawanan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau