Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2016, 13:11 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan. Tanpa disadari, kebiasaan tidak sarapan itu justru memicu anak tumbuh dengan kelebihan berat badan atau obesitas.

Dokter spesialis anak bidang nutrisi dan penyakit metabolik Yoga Devaera menjelaskan, anak yang tidak sarapan biasanya akan merasa sangat lapar pada jam makan berikutnya. Akhirnya, makan tidak teratur dan konsumsi makanan pun berlebihan.

"Kalau enggak sarapan, saat jam makan selingan, porsi yang dihabiskan bisa terlalu banyak dari biasanya, total kalorinya jadi berlebih juga," ujar Yoga dalam acara Nestle Breakfast Cereals di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (13/2/2016).

Anak yang obesitas, bisa tetap obesitas saat dewasa jika tidak segera ditangani. Dampak jangka panjang, mereka berisiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes tipe dua dan jantung.

Yoga mengatakan, ada berbagai alasan mengapa anak tidak sarapan. Biasanya, karena waktu memulai aktivitas di sekolah yang terlalu pagi. Anak pun menjadi sering melewatkan sarapan karena terburu-buru berangkat sekolah.

Banyak pula anak yang beralasan tidak mau sarapan karena sakit perut. Sementara itu, pada remaja biasanya melewatkan sarapan karena takut gemuk.

"Orang melewatkan sarapan untuk menurunkan berat badan itu salah. Karena kalau tidak sarapan, saat siang justru ingin ngemil atau makan lebih banyak," ungkap Yoga.

Untuk itu, menurut Yoga, sarapan harus dibiasakan sejak kecil. Sarapan sebaiknya dilakukan sebelum pukul 09.00 mengingat padatnya aktivitas sehari-hari. Setelah itu dilanjutkan makan selingan seperti buah-buahan pukul 10.00, kemudian makan siang. Setelah makan siang dan sebelum makan malam, sebaiknya juga ada makanan selingan.

Untuk porsi makan, lanjut Yoga, bisa disesuaikan dengan usia anak. Sarapan sebaiknya juga memenuhi gizi seimbang. Tak hanya sehat, sarapan dengan nutrisi lengkap juga memengaruhi prestasi belajar anak di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Al Quran 400 Tahun di Kerajaan Gowa, Jejak Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau