KOMPAS.com – Life is like a box of chocolate, you never know what you are going to get. Ungkapan itu diucapkan Tom Hanks dalam film Forrest Gump pada 1994 yang menjadi sebuah analogi bahwa hidup adalah misteri layaknya satu boks cokelat.
Tidak seorang pun tahu apa isi cokelat di dalam kotak itu kecuali memakannya. Layaknya hidup, seseorang pun tak bisa menebak kisah yang terbentang di masa depan kecuali menjalaninya.
Untuk Tom Hanks, cerita hidupnya berubah ketika ia didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 pada usia ke-57. Kondisi itu membuat tubuh Hanks tidak dapat menghasilkan cukup insulin, dan sel dalam badannya pun tidak bereaksi maksimal terhadap zat ini. Kadar gula darahnya lalu meningkat tinggi.
Dalam wawancara dengan David Letterman pada 2013 lalu, Hanks mengatakan bahwa gaya hiduplah yang membawanya pada diabetes. Salah dua faktornya adalah kebiasaan makan fast food dan jarang berolahraga ketika harus menaikkan berat badan untuk beberapa karakter film yang ia perankan. (Baca juga: “Fast Food”, Jalan Tol Menuju Diabetes!)
"Ketika berat badan bertambah dan berkurang secara drastis, keseimbangan tubuh benar-benar terganggu. Jadi, hal itu sangat mempengaruhi kemungkinan diabetes tipe 2 padanya (Hanks)," ujar Holly Phillips, kontributor medis untuk jaringan televisi Amerika CBS, pada kesempatan yang sama.
Phillip melanjutkan, Hanks sebaiknya cermat memilih makanan dan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan. Bagaimanapun, diabetes bukan alasan baginya untuk tidak menikmati hidup.
Sejak diagnosisnya tiga tahun lalu, Hanks memangkas sebagian besar asupan gula dan memantau makanan yang ia konsumsi. Ia dan sang istri, Rita Wilson, melakukan diet pasangan sehingga dapat saling mengingatkan untuk menjalankan pola hidup sehat.
Hanks dan Wilson pun rutin berjalan kaki dan pergi mendaki sebagai bagian dari olahraga mereka. Selain bertambah sehat, kegiatan ini pun membuat mereka berdua merasa lebih baik.
Tak hanya Tom Hanks
Berdasarkan data International Diabetes Foundation, rata-rata satu orang meninggal setiap tujuh detik pada 2014 karena diabetes. Totalnya mencapai 4,9 juta orang. Itu yang terdata.
Merujuk sumber yang sama, lebih kurang ada 387 juta pengidap diabetes di seluruh dunia. Angka tersebut diperkirakan akan bertambah hampir dua kali lipat menjadi 205 juta orang pada 2035.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.