Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Gemuk, Batasi Paparan Cahaya Artifisial di Malam Hari

Kompas.com - 01/08/2016, 14:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Paparan cahaya buatan ternyata berdampak pada peningkatan berat badan, khususnya lingkar pinggang.

Sebuah penelitian dari Jepang menemukan, orang dewasa yang terpapar cahaya tinggi di malam hari dan cahaya rendah di pagi hari cenderung mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, paparan cahaya tinggi di siang dan rendah di malam hari mendorong penurunan berat badan.

Selama dua tahun, paparan cahaya berkaitan dengan kenaikan berat badan di perut, tak memandang faktor lain seperti asupan makanan, olahraga dan waktu tidur atau bangun.

"Penemuan kami masuk akal karena manusia berevolusi di bawah kondisi terang di siang hari dan gelap di malam hari," kata pemimpin penelitian Dr Kenji Obayashi dari Nara Medical University School of Medicine.

Hasil penelitian ini merupakan penemuan pertama pada manusia bahwa ritme sirkadian yang terganggu (jam biologis di dalam tubuh) oleh pola berbeda paparan cahaya berhubungan dengan risiko obesitas.

"Hasil penemuan kami menambah detil pengetahuan sebelumnya kaitan antara shift kerja dan risiko obesitas," tambahnya.

Periset mengukur paparan cahaya di sekitar menggunakan wrist light meter selama dua hari dan diikuti 1.110 orang peserta berusia rata-rata 72 tahun.

Peneliti juga mengukur lingkar pinggang, tinggi, berat badan dan memberikan kuesiner mengenai kebiasaan merokok, minum alkohol serta stasus sosial ekonomi. Pengukuran ini diulang rata-rata 21 bulan kemudian.

Di awal studi, 138 orang dengan perut buncit yang didefinisikan periset memiliki rasio pinggul dan tinggi di atas 0,6. Sebanyak 972 orang lainnya tidak mempunyai perut buncit.

Tim penelitian mengukur paparan cahaya dalam lux, sebuah unit untuk persepsi manusia pada kecemerlangan cahaya. Misalnya, cahaya di luar ruang di hari cerah sekitar 11.000 lux sementara di senja hari sekitar 11 lux. Di dalam ruangan, di sisi jendela pada hari cerah, kadarnya sekitar 1.000 lux sementara di dalam ruangan jauh dari jendela mungkin hanya 25-50 lux.

Berdasarkan paparan cahaya selama siang dan malam hari serta membandingkan peserta tanpa kegemukan di perut, peneliti menemukan bahwa mereka yang berpinggang besar di awal studi cenderung terpapar intensitas cahaya rendah dari matahari terbit sampai malam hari, serta mendapat paparan cahaya lebih tinggi setelah malam.

Selanjutnya, pada penelitian lanjutan mereka yang terpapar cahaya 3 lux atau lebih di malam hari dan selama malam hari ternyata cenderung memiliki ukuran pinggang yang lebih besar.

Sebaliknya, mereka yang menghabiskan waktu lebih lama terpapar 500 lux atau lebih di pagi hari cenderung memiliki ukuran pinggang lebih kecil saat penelitian lanjutan.

Indeks massa tubuh yang tinggi, indeks yang mengukur berat dibandingkan tinggi, ternyata juga berhubungan dengan paparan cahaya intensitas lebih tinggi di malam hari. Itu menurut penelitian di jurnal Clinical Endocrinology and Metabolism.

"Paparan cahaya artifisial selama malam hari berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas," kata Dr Charles Czeisler, ketua division of sleep and circadian disorder di Brigham and Women's Hospital di Bostol. Ia tak terlibat dalam penelitian di atas.

Studi baru itu mengumpulkan data hanya dalam dua hari yang mungkin tak memadai untuk mewakili semua orang. Namun disebutkan hasil penelitian ini menarik.

Paparan sinar yang tak pada waktunya mengubah pola sekresis melatonin, hormon yang berhubungan dengan pengeluaran energi. "Dari sisi pandang jam biologis tubuh, sumber cahaya dengan gelombang pendek (sinar biru) berdampak lebih pada ritme biologis manusia. Jadi bila menggunakan sumber cahaya itu di malam hari akan menyebabkan obesitas lebih parah," kata Obayashi.

Orang muda lebih sensitif terhadap cahaya di sekitarnya dibandingkan orang tua. Itu sebabnya paparan cahaya lebih berdampak terhadap mereka.

Lebih baik lagi untuk kita, saran Obayashi, untuk mendapatkan sinar matahari di siang hari dan hindari sinar artifisial dari TV, ponsel pintar dan lampu di malam hari agar terhindar dari kegemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau