Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2016, 20:35 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com -  Stres bukan saja bikin kita cepat tua dan menurunkan performa kerja di kantor. Studi baru menemukan, ketika kita mengonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak ketika stres, tubuh kita membakar kalori lebih sedikit.

"Stres mengubah cara tubuh memproses makanan," kata Jan Kiecolt-Glaser, pemimpin penelitian dan profesor psikiatri dan psikologi dari Ohio State University.

Tim penelitian itu menemukan, ketika wanita makan sarapan tinggi kalori penuh dengan lemak "sehat" setelah peristiwa penuh stres, tubuh mereka tidak hanya membakar kalori lebih sedikit, stres menaikkan sejumlah indikator yang berbahaya untuk kesehatan dalam darah, sama halnya ketika mereka makan sarapan penuh dengan lemak "jahat".

Dalam penelitian tersebut Kiecolt-Glaser dan timnya membandingkan wanita yang makan sarapan sama terdiri dari biskuit, kuah daging, telur, sosis. Beberapa dari makanan itu terbuat dari minyak sawit yang kaya akan lemak jenuh.

Wanita yang lain menyantap makanan yang sama, namun dengan lemak tak jenuh tunggal berupa minyak bunga matahari. Minyak ini dikenal sebagai lemak "baik".

Kedua jenis sarapan tersebut mengandung 930 kalori dan 60 gram lemak yang setara dengan burger Big Mac dan kentang goreng ukuran sedang.

Ketika wanita menghadapi kejadian penuh stres sehari sebelum sarapan, mulai dari membersihkan cat yang ditumpahkan seorang anak sampai merawat orang tua yang mengalami kepikunan, reaksi emosi terhadap kejadian itu melenyapkan manfaat lemak sehat.

Wanita yang makan lemak "jahat" mengalami peningkatan inflamasi pada penanda darahnya dan kecenderungan penimbunan plak di pembuluh arteri.

Sebenarnya lemak "baik" menurunkan inflamasi. Tetapi setelah kejadian penuh stres, peserta yang makan lemak jenuh tunggal mengalami hal yang sama pada tes darah dengan yang makan lemak "jahat".

Penting untuk diingat dalam studi yang dimuat di jurnal Molecular Psychiatry itu bahwa efek stres itu tidak diuji pada orang yang mengonsumsi makanan rendah kalori dan diet seimbang.

Disimpulkan dalam studi tersebut, orang yang makan lemak sangat tinggi dan kalori membakar lebih sedikit lemak ketika stres.

Disebutkan pula bahwa stres juga dapat menyabotase perilaku sehat yang mendukung penurunan berat badan.

"Stres membuat kita makin sulit menurunkan berat badan. Beberapa hal terjadi saat stres, kita makan makanan yang bikin senang, tidur lebih sedikit dan kelaparan keesokan harinya. Dan ketika stres kita juga jarang olahraga," kata Kiecolt-Glaser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau