Peran media sosial yang kian dominan sepertinya bisa mempermudah menemukan jawaban. Namun, tak demikian kenyataannya. Bisa jadi malah menyesatkan jika semua informasi diterima tanpa didasari pemahaman benar.
Secara medis kedokteran, masalah diabetes melitus atau kencing manis belum ada obatnya. Yang ada adalah mengendalikannya dengan mengubah gaya hidup dan pola makan. Akan tetapi, info yang bertebaran di dunia maya sungguh berbeda. Pengobatan alternatif menjadi pilihan menarik ketika penderita sudah frustrasi dengan penyakit seumur hidup itu.
Bahan herbal, terutama dari dedaunan, paling banyak ditawarkan, sekalipun hanya satu-dua yang diteliti dan tanpa uji klinis. Dibumbui kata-kata bombastis yang menghipnotis, seperti "diabetes sembuh seketika berkat ramuan daun ini", orang pun berbondong mencobanya.
Jika dicermati, ada kerancuan pemahaman antara penyembuhan dan penurunan kadar gula darah. Ini menunjukkan rendahnya pemahaman terhadap diabetes. Memang ada tumbuhan yang bisa membantu menurunkan kadar gula darah sewaktu, tetapi bukan untuk penyembuhan permanen.
Artinya, jika tidak mengonsumsi daun itu, gula darah akan naik lagi, sama fungsinya seperti pil dari dokter. Dengan tablet bahkan lebih mudah mengukur dosis dan jauh lebih praktis daripada minum ramuan daun. Ada jenis pil sulphonylurea yang berfungsi menstimulasi kelenjar pankreas dan biguanides yang mengefektifkan kerja insulin.
Hal itu pun hanya menyangkut penanganan diabetes tipe II akibat produksi insulin di tubuh kurang. Berbeda dengan penderita tipe I, pankreas tak bisa atau amat kurang menghasilkan insulin sehingga perlu suntikan insulin setiap kali makan.
Bayangkan bagaimana repotnya menyiapkan rebusan daun sukun, daun sirsak, atau daun kersen yang diklaim bisa menurunkan glikogen. Setidaknya ada 25 jenis daun-belum termasuk jenis buah dan sayuran-yang diklaim mampu mengatasi diabetes, dan sebagian besar sulit diperoleh.
Namun, hampir semua tidak ada penjelasan kenapa bisa menyembuhkan. Yang ada, pengakuan sepihak dan testimoni. Disinformasi itu kerap menjadi pengantar pemasaran kapsul ekstrak daun atau buah.
Memang, di antaranya ada yang menarik, seperti upaya meneliti daun insulin. Ada dua jenis pohon yang dijuluki insulin: pohon paitan (Tithonia diversifolia) yang berdaun jari-jari, ada pula pohon yakon (Tithonia diversifolia) yang berdaun lebar.
Peneliti daun yakon meyakini, daun yakon lebih berkhasiat daripada daun paitan. Yakon diklaim mengandung insulin dan mampu memperbaiki sel beta, pembuat insulin dalam pankreas yang rusak. Namun, itu baru dicobakan pada tikus.
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.