KOMPAS.com - Kita semua tahu bahwa kanker adalah penyakit kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak.
Melansir SehatQ, kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia hingga saat ini. Banyak riset membuktikan bahwa jumlah penderita kanker di Indonesia terus mengalami kenaikan.
Namun, banyak orang bertanya-tanya apakah penyakit mematikan ini menular?
Baca juga: Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Sebelum Terlambat
Menurut Hello Sehat, tidak ada jenis kanker apa pun yang menular karena penyakit ini terjadi akibat adanya gangguan pertumbuhan pada sel dan akhirnya mengubah sel menjadi sel kanker.
Laman Canadian Cancer Society pun menyebut bahwa tidak ada bukti kontak dekat - termasuk mencium, menyentuh, berhubungan seks, berbagi makanan atau menghirup udara yang sama - dengan penderita kanker akan membuat kita tertular.
Sel kanker seseorang biasanya tidak akan bertahan hidup dalam tubuh orang sehat lain karena sistem kekebalannya akan menghancurkan sel kanker asing.
Namun, kanker bisa menular kepada seseorang dengan dua cara berikut:
Dalam kasus yang jarang terjadi, transplantasi organ dari penderita kanker dapat menyebabkan kanker pada orang yang mendapatkan organ tersebut.
Ini terjadi karena orang yang mendapat transplantasi organ harus minum obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka.
Obat tersebut menghentikan sistem kekebalan tubuh yang menyerang organ transplantasi.
Namun, penularan tersebut bisa juga terjadi karena sel-sel kanker yang ditransplantasikan masih bertahan hidup.
Mengalami kanker selama kehamilan dapat menjadi risiko kesehatan sang bayi, tetapi kasus ini jarang terjadi.
Hanya ada satu studi yang menunjukkan bahwa sel kanker dapat ditularkan dari wanita hamil ke bayinya, yang kemungkinan meningkatkan risiko bayi terkena kanker serupa.
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Disembuhkan?
Meskipun kanker tidak menular, bakteri dan virus tertentu yang dapat meningkatkan risiko penularan kanker.
Bakteri dan virus ini dapat ditularkan melalui ciuman, sentuhan, berhubungan seks atau berbagi makanan.
Melansir Healthline, berikut beberapa kondisi infeksi yang telah terbukti meningkatkan risiko kanker tertentu:
- Human papillomavirus (HPV)
HPV adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dianggap sebagai penyebab utama kanker serviks. Dua jenis HPV, yaitu tipe 16 dan 18, dapat meningkatkan risiko kanker serviks hingga 70 persen.
- Hepatitis B dan C
Hepatitis B dan hepatitis C adalah virus yang dapat menginfeksi hati dan menyebabkan kerusakan hati.
Keduanya bisa sembuh tanpa perawatan. Tetapi dalam beberapa kasus, infeksi dapat menjadi kronis dan meningkatkan risiko kanker hati.
- Human immunodeficiency virus (HIV)
HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh dari waktu ke waktu. Pada akhirnya, kita lebih rentan terhadap kanker karena sel darah putih yang dikenal sebagai sel T kehilangan kemampuannya untuk melawan sel kanker.
Baca juga: 5 Jenis Makanan Pencegah Kanker hingga Sakit Jantung
- Virus Epstein-Barr (EBV)
Umumnya dikenal oleh "penyakit ciuman" yang keliru, EBV mengandung protein yang disebut BNRF1 yang dapat merusak sel-sel di hidung dan mulut sehingga meningkatkan risiko kanker nasofaring.
- Helicobacter (H.) pylori
H. pylori adalah bakteri usus yang dapat menyebabkan tukak lambung jika tumbuh di luar kendali.
Bakteri ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung atau kanker usus.
Kita juga bisa menderita kanker saat memiliki orangtua atau riwayat kelaurga yang pernah terkena kanker.
Menurut laman Healthline, keluarga atau orangtua dapat mewariskan gen yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan jenis kanker tertentu, yang disebut kanker herediter.
Gen-gen yang berperan pada pertumbuhan kanker antara lain:
- Gen penekan tumor
Gen-gen ini bertanggung jawab untuk menjaga sel agar tidak tumbuh di luar kendali. Jika bermutasi, gen tersebut dapat menyebabkan tumor terbentuk.
Contohnya termasuk p53, Rb, dan APC.
- Gen perbaikan DNA
Gen-gen ini membantu memperbaiki kesalahan DNA sebelum sel membelah.
Jika gen ini bermutasi, mereka tidak dapat mencegah kesalahan DNA menyebar, memungkinkan sel kanker untuk berkembang dan tumbuh di luar kendali.
Baca juga: Kanker Paru-paru: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Ingatlah bahwa memiliki gen-gen ini tidak berarti kita pasti akan terkena kanker. Seperti banyak gen lainnya, gen-gen ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.