Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Lupa dan Bingung Bisa Jadi Tanda Depresi, Kok Bisa?

Kompas.com - 27/07/2020, 09:42 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Lupa dan merasa bingung memang hal yang normal yang pernah dialami oleh banyak orang.

Akan tetapi, lupa dan merasa bingung yang terlalu sering terjadi bisa menjadi salah satu tanda depresi.

Hal ini tentu membuat penderitanya sulit fokus, susah membuat keputusan atau berpikir jernih.

Baca juga: Amnesia: Jenis, Penyebab, Gejala hingga Cara Mengatasinya

Melansir laman Healthline, depresi memang bisa mengangu memori jangka pendek. Gejala depresi lainnya yang sering terjadi antara lain:

  • merasa sedih, cemas, mati rasa, atau putus asa
  • hilangnya minat dalam kegiatan atau hobi
  • memiliki sedikit energi dan perasaan lelah
  • merasa gelisah atau mudah tersinggung
  • merasa malu, bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya
  • kehilangan nafsu makan dan perubahan berat badan yang drastis
  • kesulitan tidur atau terlalu sering tidur
  • memikirkan kematian atau bunuh diri
  • mengalami masalah fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan sakit punggung.

Penelitian di tahun 2013 dan 2015 juga membuktikan penderita depresi berpotensi mengalami kehilangan ingatan jangka pendek.

Psikiater dari Stanford University Carrie Holmberg pun sependapat jika depresi memang bisa menganggu fungsi memori penderitanya.

"Saya sering melihat pasien depresi mengalami masalahingatan," ucapnya, dilansir dari laman Brain Fact.

Homberg mengatakan, ganguan memori jangka pendek ini telahmenjadi hal umum yang dialami penderita depresi.

Misalnya, pasien menjadi sulit mengingat atau sering lupa di mana mereka meletakan kunci motornya.

Bahkan, mereka juga seringklai lupa informasi yang di dapat dari buku yang baru saja mereka baca.

Menangapi hal ini psikiater dari Harvard University Daniel Dillon juga mengatakan, penderita depresi biasanya memiliki ingatan yang lebih kuat pada kenangan buruk.

Sebaliknya, orang yang tidak mengalami depresi memiliki ingatan akan peristiwa positif yang lebih baik.

"Pada orang yang depresi,memori negatif yang mereka miliki mengalami peningkatan sehingga mendominasi ingatan positif," kata Dillon.

Riset 2007 yang meneliti peran memori positif dalam mengatur suasana hati, menemukan bahwa suasana hati orang yang depresi memburuk ketika didorong untuk mengingat kembali kenangan indah.

Dengan kata lain, penderita depresi mengalami penurunan suasana hati ketika mengingat kembali tentang kenagan indah.

Baca juga: Cara Mengatasi Mastitis

Mengapa hal ini terjadi?

Menurut Dillon, area otak yang mengontrol fungsi memori dan pembeajaran - hippocampus - sangat sensitif terhadap stres.

Pada orang yang mengalami depresi, volume area hippocampus ini cenderung mengecil.

"Berkurangnya volume hippocampus ini bisa menggangu fungsi memori," tambah Dillon.

Selain itu, penderita depresi seringkali terjebak pada pemikiran negatif yang membuat mereka sulit berkonsentrasi.

Hal ini membuat energi saraf-saraf otak yang bertugas mendukung fungsi memori terkurang habis.

Cara mengatasi

Gangguan memori karena depresi ini bisa dikelola dengan bantuan terapi konseling atau konsumsi antidepresan di bawah pengawasan dokter.

Selain itu, kondisi ini juga bisa diatasi dengan gaya hidup aktif dan terhubung dengan orang lain untuk meningkatkan suasana hati.

Kita juga bisa melatih ingatan dengan menggunakan catatan khusus atau alarm sebagai pengingat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com