Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2020, 15:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Ketombe menjadi masalah rambut dan kulit kepala yang umum terjadi pada pria maupun wanita.

Sebenarnya, ketombe adalah kondisi umum yang menyebabkan kulit kepala mengelupas. Kondisi ini umumnya tidak serius maupun menular.

Namun, hal yang paling mengganggu dari ketombe adalah rasa gatal pada kulit kepala.

Baca juga: 5 Penyebab Gatal di Kulit Kepala, Bukan Hanya Ketombe

Selain itu, serpihan yang timbul akibat hal ini juga kerap membuat malu penampilan.

Terlebih lagi, ketombe sering menjadi kondisi yang sulit diatasi dan membandel.

Jika yang terjadi adalah ketombe ringan, kita bisa mengatasinya dengan sampo harian yang lembut.

Tapi jika ketombe membandel, mungkin Anda perlu berkonsultasi dengan dokter atau menggunakan sampo obat.

Ini karena penggunaan sampo anti-ketombe yang dijual di pasaran mungkin hanya menghilangkan gejalanya untuk sementara tapi kemudian akan kembali lagi.

Penyebab ketombe

Sayangnya, hingga saat ini penyebab pasti ketombe tidak diketahui secara pasti.

Melansir dari Medical News Today, salah satu teori menyebut bahwa ketombe berkaitan erat dengan produksi hormon. Pendapat ini muncul karena biasanya ketombe muncul pada masa pubertas.

Meski begitu, beberapa hal ini juga bisa jadi penyebab ketombe.

1. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik terkait erat dengan infeksi jamue Malassezia. Jamur ini biasanya hidup di kulit kepala dan memakan minyak yang dikeluarkan folikel rambut.

Orang dengan dermatitis seboroik biasanya mengalami iritasi, kulit berminyak, dan cenderung berketombe.

Baca juga: 7 Cara Alami Membasmi Ketombe yang Membandel

Ciri Anda mengalami kondisi ini adalah kulit menjadi merah, berminyak, dan tertutup sisik putih atau kuning.

Pada beberapa kasus, infeksi jamur ini dapat menjadi terlalu aktif dan menyebabkan kulit kepala yang teriritasi menghasilkan sel kulit ekstra.

Akibatnya, sel kulit ekstra ini mati dan rontok kemudian bercampur dengan minyak dari rambut dan menghasilkan ketombe.

2. Jarang menyisir rambut

Jarang menyisir rambut meningkatkan risiko ketombe. Ini karena proses menyisir rambut membantu pengelupasan kulit kepala secara normal.

3. Kulit kering

Orang dengan jenis kulit kering lebih cenderung mengalami ketombe.

Kulit kering juga merupakan penyebab umum kulit kepala gatal dan mengelupas.

Biasanya, ketombe yang berasal dari kulit kering cenderung memiliki serpihan yang lebih kecil dan tidak berminyak.

4. Sensitivitas terhadap produk perawatan rambut

Pada beberapa orang, produk perawatan rambut justru dapat memicu ketombe. Tak hanya itu, beberapa produk dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, gatal, dan bersisik.

5. Kurang atau terlalu banyak keramas

Sering keramas dapat menyebabkan ketombe karena dapat mengiritasi kulit kepala.

Namun, terlalu jarang atau tidak pernah keramas juga bisa menyebabkan kondisi ini. Hal itu karena ketika kita jarang keramas akan terjadi penumpukan minyak dan sel kulit mati.

Baca juga: 7 Cara Mudah Menghilangkan Ketombe Secara Alami

6. Kondisi kulit tertentu

Ketombe juga bisa menjadi tanda dari kondisi kulit tertentu seperti psoriasis, eksim, atau kelainan kulit lain.

7. Kondisi medis

Selain kondisi kulit tertentu, ketombe juga bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius.

Orang dewasa dengan penyakit Parkinson dan beberapa penyakit neurologis lain juga lebih rentan terhadap ketombe.

Selain itu, salah satu penelitian juga menemukan bahwa 30 hingga 83 persen orang dengan HIV mengalami dermatitis seboroik yang menyebabkan ketombe.

Penelitian terhadap orang dengan penyakit jantung juga menunjukkan hal yang serupa. Pasien yang dalam masa pemulihan dari serangan jantung atau stroke mungkin lebih rentan terhadap ketombe.

7. Pola makan

Sudah banyak dibuktikan bahwa konsumsi makanan sehat memberi banyak dampak baik bagi tubuh, tak terkecuali kesehatan rambut dan kulit kepala.

Sedangkan pada orang yang tidak cukup konsumsi makanan mengandung seng, vitamin B, dan beberapa jenis lemak dapat meningkatkan risiko ketombe.

8. Stres

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stres dapat memicu ketombe.

Baca juga: 12 Cara Mengatasi Rambut Rontok Secara Alami

Faktor risiko

Hampir semua orang dapat mengalami masalah ketombe. Tapi, beberapa faktor tertentu dapat membuat Anda lebih rentan mengalaminya.

Beberapa faktir risiko yang mungkin berperan, di antaranya:

1. Usia

Ketombe biasanya dimulai pada usia pubertas. Hal ini kerap dikaitkan dengan masalah peningkatan hormon yang terjadi pada usia-usia tertentu.

2. Laki-laki

Beberapa penelitian menemukan bahwa laki-laki lebih sering mengalami masalah ketombe dibanding perempuan.

Ini membuat beberapa peneliti berpendapat bahwa hormon pada pria mungkin bisa menjadi salah satu faktor risiko ketombe.

3. Penyakit tertentu

Beberapa penyakit yang menurunkan sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko kondisi yang menyebabkan ketombe seperti dermatitis seboroik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau