KOMPAS.com - Stres adalah salah satu bentuk respon alami tubuh saat berada dalam situasi bahaya.
Kondisi ini membuat tubuh kita dibanjiri oleh hormon untuk mempersiapkan diri menghindari atau menghadapi bahaya tersebut.
Ketika menghadapi tantangan atau ancaman, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon kortisol, epinefrin, dan norepinefrin yang memicu reaksi fisik berikut:
Baca juga: Mengapa Stres Bisa Sebabkan Berat Badan Turun?
Semua rekasi tersebut meningkatkan kemampuan tubuh untuk menanggapi situasi yang berpotensi berbahaya atau menantang.
Stres dapat memperlambat beberapa fungsi normal tubuh, seperti fungsi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Selama mengalami stres, tubuh juga bisa mengalami hal-hal berikut:
Cara setiap orang bereaksi terhadap situasi sulit akan menentukan efek stres pada kesehatan secara keseluruhan.
Beberapa orang bisa saja mengalami stres berturut-turut tanpa menyebabkan reaksi yang parah.
Sebaliknya, ada juga yang bisa mengalami reaksi stres parah hingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Namun, lebih waspada terhadap efek stres dapat membantu kita mengelolanya dengan lebih efektif dan mengatasinya dengan lebih baik.
The National Institute of Mental Health AS mengklasifikasikanjenis stres dalam dua kategori, yakni stres akut dan kronis.
Setiap jenis tres juga membutuhkan manajemen atau penanganan yang berbeda.
- Stres akut
Jenis stres ini bersifat jangka pendek dan merupakan jenis stres paling umum terjadi.
Stres akut biasanya terjadi karena kita terlalu memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi atau menghadapi tantangan yang akan datang dalam waktu dekat.