Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres: Efek, Jenis hingga Cara Mengatasinya

Kompas.com - 17/08/2020, 07:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Stres adalah salah satu bentuk respon alami tubuh saat berada dalam situasi bahaya.

Kondisi ini membuat tubuh kita dibanjiri oleh hormon untuk mempersiapkan diri menghindari atau menghadapi bahaya tersebut.

Ketika menghadapi tantangan atau ancaman, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon kortisol, epinefrin, dan norepinefrin yang memicu reaksi fisik berikut:

  • peningkatan tekanan darah
  • kesiapan otot yang tinggi
  • berkeringat
  • kewaspadaan
  • detak jantung meningkat.

Baca juga: Mengapa Stres Bisa Sebabkan Berat Badan Turun?

Semua rekasi tersebut meningkatkan kemampuan tubuh untuk menanggapi situasi yang berpotensi berbahaya atau menantang.

Efek fisik

Stres dapat memperlambat beberapa fungsi normal tubuh, seperti fungsi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.

Selama mengalami stres, tubuh juga bisa mengalami hal-hal berikut:

  • tekanan darah dan denyut nadi meningkat
  • napas menjadi cepat
  • sistem pencernaan melambat
  • aktivitas kekebalan menurun
  • otot menjadi lebih tegang
  • rasa kantuk berkurang karena keadaan kewaspadaan yang meningkat.

Cara setiap orang bereaksi terhadap situasi sulit akan menentukan efek stres pada kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa orang bisa saja mengalami stres berturut-turut tanpa menyebabkan reaksi yang parah.

Sebaliknya, ada juga yang bisa mengalami reaksi stres parah hingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Namun, lebih waspada terhadap efek stres dapat membantu kita mengelolanya dengan lebih efektif dan mengatasinya dengan lebih baik.

Jenis-jenis stres

The National Institute of Mental Health AS mengklasifikasikanjenis stres dalam dua kategori, yakni stres akut dan kronis.

Setiap jenis tres juga membutuhkan manajemen atau penanganan yang berbeda.

- Stres akut

Jenis stres ini bersifat jangka pendek dan merupakan jenis stres paling umum terjadi.

Stres akut biasanya terjadi karena kita terlalu memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi atau menghadapi tantangan yang akan datang dalam waktu dekat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau