Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2020, 06:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Popularitas makanan organik beberapa tahun belakangan terus meningkat. Hal ini seiring dengan kesadaran untuk hidup sehat dengan mengubah gaya hidup dan pola makan.

Makanan organik sendiri adalah bahan pangan yang ditanam tanpa sebagian besar pupuk dan pestisida sintetis. Sedangkan untuk produk hewani adalah yang bebas antibiotik dan hormon.

Tren konsumsi makanan organik membuat swalayan dan rumah makan menawarkan jenis makanan ini sebagai pengalaman yang baru.

Baca juga: 7 Bahan Masker Organik untuk Menghilangkan Bekas Jerawat

Meski memiliki harga yang lebih mahal, makanan organik sering dinilai lebih bergizi dan lebih aman dibanding bahan pangan reguler.

Lebih sehat?

Namun, pertanyaannya, benarkah makanan organik lebih sehat?

Dilansir dari health.ucdavis.edu, makanan organik tidak lebih sehat dalam hal nutrisi.

Ini artinya, Anda masih bisa mendapatkan berbagai manfaat kesehatan yang sama dengan bahan pangan reguler.

Hal serupa juga diungkapkan oleh David Klurfeld, PhD, ketua departemen Ilmu Gizi dan Pangan di Wayne State University AS.

"Sangat sedikit informasi tentang hasil kesehatan aktual dengan mengonsumsi produk pangan organik," kata Klurfeld dikutip dari Web MD.

"Kami tidak cukup tahu untuk mengatakan bahwa yang satu (makanan organik) lebih baik dari yang lain," sambungnya.

Lebih aman?

Meski tidak terbukti lebih baik secara nutrisi, tapi ada pendapat bahwa konsumsi makanan organik jauh lebih aman dibanding bahan pangan reguler.

Hal ini terkait dengan penggunaan pestisida dan pupuk sintetis.

"Jika Anda berbicara tentang pestisida, buktinya cukup meyakinkan (makanan organik lebih aman). Peluang Anda mendapatkan residu pestisida jauh lebih sedikit dalam makanan organik," kata John Reganold, profesor ilmu tanah di Washington State University.

Baca juga: 19 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Paru-paru

Menurut data Departemen Pertanian AS (USDA), makanan organik memiliki lebih sedikit residu pestisida dibanding produk yang ditanam secara konvensional.

Keuntungan dari jumlah residu yang lebih sedikit dalam pangan organik ini adalah menurunkan risiko terkait gangguan perkembangan saraf dan kanker.

Meski begitu, dikutip dari health.harvard.edu, jumlah (residu) kedua jenis bahan pangan tersebut berada dalam tingkat konsumsi yang aman.

Selain itu, pestisida sintetis bukanlah satu-satunya ancaman dalam keamanan pangan.

Justru yang perlu diwaspadai dalam bahan pangan adalah racun alami yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri.

Ketika produksi pangan organik menjauhi insektisida dan herbisida sintetis, tanaman organik mungkin akan menghadapi lebih banyak hama dan gulma.

Kabar buruknya, hal ini dapat membuat tanaman organik menghasilkan lebih banyak racun.

Salah satu contoh racun alami yang dihasilkan tanaman itu sendiri adalah solanin.

Solanin adalah zat yang diproduksi oleh kentang saat berubah menjadi hijau. Zat ini dapat mebuat Anda sakit jika menelannya terlalu banyak.

Masalah keamanan lain dari pangan organik adalah penggunaan pupuk kandang.

Beberapa ahli khawatir penggunaan pupuk kandang ini meningkatkan risiko kontaminasi mikroba seperti E. coli.

Baca juga: Beda Gejala Sakit Perut Akibat Virus dan Keracunan Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau