Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2021, 21:01 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber NHS

KOMPAS.com - Vagina dirancang untuk menjaga dirinya tetap bersih melalui sekresi alami.

Selain darah yang keluar saat menstruasi, vagina juga bisa menghasilkan cairan being atau putih yang berbentuk lendir.

Lendir ini diproduksi secara alami dari leher rahim, yang kita kenal dengan nama keputihan.

Menurut pakar yroginekologi Suzy Elneil, keputihan bukan selalu pertanda butuk.

"Ada mitor mengatakan bahwa keputihan dalam jumlah besar menandakan penyakit infeksi menular seksual," ucapnya.

Menurutnya, keputihan juga bisa terjadi karena pengaruh hormonal yang terkait dengan siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause.

Keputihan yang sehat tidak memiliki bau atau warna yang kuat.

Anda mungkin merasakan bketidak nyamanan, tetapi tidak ada trasa gatal atau nyeri di sekitar vagina Anda.

Keputihan yang menunjukan tanda bahaya biasanya disertai bau tak sedap dan gatal.

Jika itu terjadi, Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter.

Baca juga: 5 Cara Mudah Menghilangkan Kutu Rambut

Bakteri pada vagina

Profesor Ronnie Lamont, juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, vagina mengandung lebih banyak bakteri setelah usus.

Bakteri dalam vagina membantu menjaga keseimbangan pH vagina. Bakteri tersebut juga bisa menghasilan antibiotik alami untuk mengurangi atau membunuh bakteri jahat yang masuk ke dalam vagina.

Jika keseimbangan bakteri baik terganggu, hal ini dapat menyebabkan infeksi dan peradangan.

Bakteri yang disebut lactobacilli membantu menjaga keseimbangan pH vagina pada tingkat normal yang rendah (kurang dari pH 4,5), yang juga mencegah pertumbuhan organisme lain.

Jika pH vagina meningkat (kurang asam), kualitas atau jumlah lactobacilli bisa turun dan bakteri lain bisa berkembang biak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com