KOMPAS.com - Ketika Anda sedang tidak bersemangat atau bersedih, beberapa makanan bisa menjadi mood booster Anda.
Mengutip Healthline, telah ada penelitian yang menunjukkan bahwa antara nutrisi dan kesehatan mental terdapat hubungan.
Camilan manis dan berkalori tinggi disebut sebagai makanan terbaik untuk membantu Anda lebih bersemangat.
Lebih lanjut, artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang macam makanan terbaik untuk menjadi mood booster Anda.
Baca juga: 2 Perbedaan antara Depresi dan Gangguan Perubahan Mood
Disari dari Healthline dan Real Simple, berikut macam makanan terbaik untuk menjadi mood booster yang bisa menjadi pilihan Anda:
Ikan berlemak adalah sumber asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan pikiran Anda. Ikan jenis ini, contohnya salmon dan tuna.
Makan makanan yang banyak mengandung asam lemak omega-3 membantu untuk meningkatkan suasana hati Anda dan mencegah depresi.
Dokter terlatih Stanford, Casey Means mengatakan bahwa 60 persen jaringan otak kita terbuat dari lemak, jadi pilihan lemak sehat dalam makanan berdampak besar pada struktur dan fungsi otak kita.
Daing tanpa lemak dari sapi, kambing, maupun ayam, adalah sumber makanan terbaik yang bisa meningkatkan mood Anda.
Itu karena daging tanpa lemak merupakan sumber zat besi yang sangat baik untuk sel darah merah. Zat besi berperan mengangkut oksigen ke otak dan seluruh tubuh.
Asupan zat besi yang rendah dapat dengan mudah menyebabkan anemia defisiensi besi, yang terkait dengan gejala depresi termasuk kekurangan energi, mudah marah, dan lemas.
Baca juga: Tidak Melulu PMS, Inilah Penyebab Mood Swing pada Wanita
Cokelat hitam kaya akan senyawa yang bersifat mood booster, seperti kafein, teobromin, dan N-asiletanolamin, zat yang secara kimiawi mirip dengan kanabinoid.
Cokelat hitam juga tinggi flavonoid yang bisa meningkatkan aliran darah ke otak Anda, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kesehatan otak.
Itu semua dapat mendukung peningkatan suasana hati.
Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi cokelat hitam dikaitkan dengan kemungkinan lebih rendah mengalami gejala depresi.