Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Arya Tjipta, Sp. B.P.R.E., Subsp.K.M(K)
Dokter

Dokter Spesialis Bedah Plastik

Transformasi Tubuh Tak Terduga jika Berhenti Makan Gula

Kompas.com - 01/07/2023, 16:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KALIMAT yang sering terdengar adalah bahwa 'gula adalah racun putih'. Seberapa jauh kebenaran pernyataan ini?

Mungkinkah gula, bahan tambahan yang sering kita temui dalam makanan sehari-hari, menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan? Lebih penting lagi, apa yang akan terjadi pada tubuh kita jika kita berhenti makan gula?

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami apa itu gula. Gula adalah karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh.

Namun, ada berbagai jenis gula, termasuk glukosa, fruktosa, dan sukrosa, yang kita kenal sebagai 'gula meja'.

Faktanya, konsumsi gula berlebihan, terutama gula tambahan dalam makanan olahan, bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Glukosa. Glukosa adalah bentuk dasar dari energi yang digunakan oleh sel-sel dalam tubuh kita. Ini adalah jenis gula monosakarida, yang berarti bahwa ia memiliki struktur kimia paling sederhana di antara semua jenis gula.

Tubuh memecah semua bentuk karbohidrat yang dikonsumsi menjadi glukosa untuk digunakan sebagai energi.

Glukosa juga dapat diubah menjadi glikogen oleh hati dan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi.

Fruktosa. Fruktosa adalah jenis gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan, madu, dan beberapa sayuran. Fruktosa adalah monosakarida, seperti glukosa, tetapi struktur kimianya sedikit berbeda.

Meski memiliki kandungan kalori yang sama dengan glukosa, fruktosa memiliki rasa yang lebih manis. Saat dikonsumsi, fruktosa harus diubah menjadi glukosa oleh hati sebelum dapat digunakan oleh tubuh sebagai energi.

Sukrosa. Sukrosa adalah jenis gula yang paling umum kita kenal sebagai 'gula meja'. Ini adalah disakarida, yang berarti ia terdiri dari dua molekul gula (monosakarida) yang terikat bersama: satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.

Tubuh kita harus memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa sebelum dapat digunakan sebagai energi.

Masing-masing jenis gula ini memiliki peran dan efeknya sendiri pada tubuh kita. Dalam keseimbangan dan jumlah yang tepat, mereka merupakan bagian penting dari pola makan yang sehat.

Namun, konsumsi berlebihan, terutama dari gula tambahan seperti sukrosa dalam makanan dan minuman olahan, dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Mari kita telusuri apa yang akan terjadi jika kita memutuskan untuk menghentikan konsumsi gula.

Hari pertama hingga minggu pertama: Periode penyesuaian

Tubuh Anda mungkin akan merasakan shock dalam beberapa hari pertama tanpa gula. Gula memicu pelepasan neurotransmiter seperti dopamin yang merangsang pusat pemberian hadiah di otak.

Jadi, ketika Anda berhenti makan gula, Anda mungkin akan merasa cemas, lesu, atau bahkan sedikit murung.

Pada minggu pertama ini, Anda mungkin juga akan merasa lebih lapar. Gula memberikan energi cepat, dan ketika Anda menghentikan asupan tersebut, tubuh Anda akan mencari sumber energi lain.

Pastikan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan makanan sehat dan seimbang.

Pada tahap awal penghentian konsumsi gula, perasaan lesu dan cemas yang dialami adalah hasil dari pengurangan tiba-tiba dalam asupan dopamin, neurotransmiter yang pelepasannya dipicu oleh konsumsi gula.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "PLOS ONE", gula dan makanan manis dapat menghasilkan karakteristik kecanduan yang sama dengan kokain, yang menjelaskan mengapa sangat sulit untuk berhenti makan gula (Lenoir et al., 2007).

Minggu kedua: Perubahan fisik

Setelah melewati fase penyesuaian yang sulit, Anda mungkin akan mulai melihat perubahan fisik. Anda mungkin merasa lebih ringan dan energik.

Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan dan bengkak. Ketika Anda berhenti makan gula, peradangan tersebut akan berkurang.

Selain itu, gula adalah salah satu penyebab utama jerawat. Jadi, jika Anda memiliki masalah kulit, Anda mungkin akan melihat peningkatan dalam kondisi kulit Anda setelah menghentikan konsumsi gula.

Perubahan fisik seperti penurunan peradangan setelah berhenti makan gula juga didukung oleh penelitian.

Menurut artikel "The American Journal of Clinical Nutrition", gula tambahan dalam diet dapat memicu peradangan tubuh dan penyakit kronis (Zinöcker and Lindseth, 2018).

Minggu ketiga dan keempat: Manfaat jangka panjang

Anda mungkin akan mulai melihat penurunan berat badan. Gula memiliki kalori yang tinggi dan memberikan sedikit nutrisi, sehingga menggantinya dengan makanan sehat bisa membantu menurunkan berat badan.

Selain itu, penurunan asupan gula juga dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2. Gula menyebabkan lonjakan glukosa dalam darah, dan konsumsi yang berlebihan dapat merusak kemampuan tubuh untuk mengendalikan glukosa tersebut.

Pada minggu ketiga dan keempat, penurunan berat badan dan risiko diabetes tipe 2 menjadi perhatian utama.

Menurut "Centers for Disease Control and Prevention" (CDC), diet tinggi gula adalah faktor risiko utama untuk obesitas dan diabetes tipe 2 (CDC, 2021).

Lebih dari sebulan: Perubahan menyeluruh

Setelah lebih dari sebulan tanpa gula, tubuh Anda akan melakukan transformasi yang benar-benar tak terduga.

Anda akan merasakan peningkatan energi dan kesejahteraan secara keseluruhan. Selain itu, risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit kronis lainnya juga akan berkurang.

Setelah lebih dari sebulan tanpa gula, tubuh akan melakukan transformasi total.

Penelitian yang dipublikasikan dalam "The New England Journal of Medicine" menunjukkan bahwa diet rendah gula dapat membantu mencegah dan mengelola berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker (Hu et al., 2021).

Seorang individu bisa menikmati rasa manis tanpa perlu mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah banyak.

Rasa manis yang diizinkan biasanya berasal dari sumber alami, yang juga menyediakan nutrisi penting lainnya. Berikut adalah beberapa sumber rasa manis yang lebih sehat:

1. Buah-Buahan

Buah-buahan adalah sumber rasa manis alami terbaik. Mereka tidak hanya menyediakan rasa manis, tetapi juga serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi kesehatan kita.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal, lebih baik makan buah segar daripada jus buah karena jus sering kali kehilangan serat dan terkadang memiliki gula tambahan.

2. Madu

Meskipun madu adalah gula alami, ia juga memiliki kandungan nutrisi dan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gula meja. Tetapi ingatlah, madu masih mengandung kalori dan harus dikonsumsi dengan porsi yang wajar.

3. Tumbuhan pemanis alami

Ada beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai pemanis alami, seperti stevia dan monk fruit. Mereka memiliki rasa manis yang kuat dan hampir tidak memiliki kalori.

4. Gula alami lainnya

Gula alami seperti gula kelapa, gula tebu, dan gula agave bisa menjadi alternatif untuk gula meja. Meskipun mereka masih mengandung kalori, mereka memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan sering kali memiliki nutrisi tambahan.

Ingatlah bahwa meskipun sumber-sumber rasa manis ini lebih sehat, mereka tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang terkontrol.

Gula, baik alami maupun tambahan, harus terbatas dalam pola makan sehat. Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Anda merencanakan perubahan besar dalam diet Anda.

Kesimpulannya, menghentikan konsumsi gula tidaklah mudah, tetapi manfaatnya sangat luar biasa.

Namun, perlu diingat bahwa ini tidak berarti Anda harus menghindari semua gula. Gula alami yang ditemukan dalam buah dan susu masih penting untuk diet seimbang. Yang perlu dihindari adalah gula tambahan yang banyak ditemukan dalam makanan dan minuman olahan.

Ingatlah, perjalanan menuju hidup sehat adalah proses bertahap. Tidak ada perubahan yang terjadi dalam semalam. Setiap langkah kecil menuju pengurangan konsumsi gula adalah kemenangan, dan setiap kemenangan layak dirayakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau