Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
dr Meggiy Saputra
Dokter

Hoaks dalam isu kesehatan harus dibasmi

Mitos dan Miskonsepsi Kemoterapi

Kompas.com - 15/04/2024, 14:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak semua pasien akan mengalaminya, meskipun lebih umum terjadi pada sebagian pasien dengan faktor risiko tertentu, misalkan, pasien dengan siklus pertama kemoterapi, kecepatan infus atau jenis rute pemberian kemoterapi.

Umumnya mual muntah dapat dialami dalam hitungan menit hingga jam setelah kemoterapi. Sementara untuk durasi dapat dialami hanya dalam beberapa jam, atau hingga berhari-hari.

Fakta menarik mengenai berat badan, beberapa pasien yang menjalani kemoterapi bisa justru mengalami kenaikan berat badan.

Namun penurunan berat badan dapat terjadi akibat gangguan nafsu makan pada pasien kanker, baik akibat kemoterapi maupun akibat dari kanker itu sendiri.

Kelelahan, rasa nyeri dan depresi dapat menyebabkan kekurangan energi, sehingga Anda mungkin menjadi tidak punya motivasi untuk makan.

Keempat, menjalani kemoterapi pasti sangatlah nyeri. Meskipun kemoterapi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan efek samping, namun sebenarnya tidak selalu menimbulkan rasa nyeri seberat yang diduga secara umum.

Jikapun dialami, kemajuan teknologi medis dan perawatan pendukung kemoterapi telah mendorong pengembangan obat-obatan untuk mengatasi nyeri tersebut.

Selain itu, penyedia layanan kesehatan selalu akan bekerja sama dengan pasien dalam memantau dan meringankan semua bentuk ketidaknyamanan yang dialami selama pengobatan.

Kelima, kemoterapi menyebabkan penyebaran kanker pada organ lain. Kemunculan dari mitos ini disebabkan kesalahpahaman tentang cara kerja kemoterapi.

Apakah Anda tahu cara kerja dari kemoterapi yang sebenarnya? Kemoterapi dirancang untuk membunuh sel yang membelah dengan cepat, yaitu sel kanker.

Meskipun begitu, kemoterapi dapat pula menyerang sel-sel sehat yang secara fungsional memang membelah dengan cepat seperti sel rambut dan sel kulit.

Namun, tujuan utama kemoterapi adalah menargetkan dan menghancurkan sel-sel kanker. Hingga saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kemoterapi dapat menyebabkan penyebaran kanker.

Meskipun begitu, jangan lupakan hal yang lebih penting. Kemoterapi adalah pengobatan penting dalam perang melawan kanker yang telah menyelamatkan banyak nyawa dengan cara menargetkan dan menghancurkan sel kanker secara efektif.

Meskipun ada risiko, manfaatnya sering kali lebih besar daripada risikonya. Berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti dokter onkologi dan mengandalkan informasi yang akurat sangatlah penting dalam keputusan menentukan pengobatan kanker.

Mereka mampu memberikan arahan dan rencana pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan kesehatan, jenis serta stadium kanker yang dihadapi oleh masing-masing pasien.

Jadi, jangan biarkan risiko apalagi mitos kemoterapi menghambat Anda dari mendapatkan pengobatan yang Anda butuhkan dan sembuh ya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com