KOMPAS.com - Autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang menghambat keterampilan sosial, komunikasi, dan perilaku seseorang. Kondisi ini banyak terjadi sejak lahir, yang berpengaruh pada tumbuh kembang secara keseluruhan.
Meski demikian, dengan perhatian dari keluarga dan juga terapi sejak dini, anak autisme dapat mandiri dan berkembang potensinya.
Dokter spesialis anak konsultan neurologi Prof. Hardiono D. Pusponegoro, menjelaskan dua terapi utama penanganan autisme pada anak sebagai standar perawatan autisme.
“Terapi utama untuk anak dengan autisme adalah sensory integration dan terapi perilaku atau applied behavior analysis,” ujarnya dalam konferensi pers acara Special Kids Expo (Spekix) 2024 di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Anak-anak dengan spektrum autisme sering mengalami kesulitan atau kurang peka dalam hal modulasi sensorik. Artinya, mereka harus berusaha lebih keras untuk memproses penglihatan, suara, sentuhan, rasa, penciuman, posisi tubuh, dan keseimbangan.
Baca juga: Ini Perbedaan Autisme pada Anak Perempuan dan Anak Laki-laki
“Di dalam terapi sensori anak tidak diajarkan untuk berbicara. Fokus utamanya melatih anak untuk merespons stimulasi secara tepat lewat aktivitas fisik dan latihan secara berkala,” tambahnya.
Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan sebagai terapi anak autis untuk menstimulasi sensoriknya. Terapi vibrasi, getaran, aerobik, dan lainnya bisa menjadi beberapa cara yang bisa dilakukan.
Prof Hardiono menjelaskan jika sang anak sudah melakukan terapi sensori dan menunjukkan hasil positif yaitu bisa merespons stimulasi dengan baik, maka bisa dilanjut untuk melakukan applied behaviour analysis (ABA).
“Terapi behavior ini adalah pendekatan yang sangat terstruktur yang mengajarkan keterampilan bermain, komunikasi, perawatan diri, akademik, kehidupan sosial, dan mengurangi perilaku bermasalah,” jelasnya.
Terapi perilaku ini perlu dilakukan rutin untuk membantu perkembangan anak. Durasi umum dari penerapan terapi behavior adalah sekitar 20 hingga 40 jam dalam seminggu. Terapi ini juga perlu dilakukan konsisten di rumah. Misalnya untuk membantu anak mampu menyikat gigi sendiri atau memakai baju.
Untuk menentukan jenis terapi yang perlu dilakukan anak sesuai dengan usianya, orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter anak spesialis tumbuh kembang.
Baca juga: 5 Perbedaan ADHD dan Autis, Orangtua Perlu Tahu
Diagnosis autisme sudah bisa ditegakkan sejak anak berusia 18 bulan. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk memastikan apakah perilaku anak merupakan gejala gangguan tumbuh kembang atau bukan.
"Gejala autisme ini harus terlihat sejak masa kanak-kanak dan membatasi fungsi sosial sehari-hari. Kalau hanya sekali-kali saja ya enggak apa-apa semua anak begitu,” tandasnya.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan kebutuhan dan dukungan anak berkebutuhan khusus, akan digelar Special Kids Expo (Spekix) 2024 akan digelas pada 11-12 Mei 2024 di Jakarta Convention Center. Acara yang terbuka untuk umum ini terdiri dari berbagai kegiatan, seminar, dan pameran yang informatif dan menginspirasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.