Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Waode Fifin Ervina
Dosen

Dosen Magister Imunologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga

Bahaya Kurang Tidur bagi Tubuh

Kompas.com - 26/06/2024, 16:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIDUR merupakan aspek penting dalam hidup yang akan memengaruhi kesehatan fisik, emosional dan mental. Tidur adalah proses biologis mendasar yang penting untuk fungsi tubuh secara keseluruhan.

The National Sleep Foundation (NSF) merekomendasikan orang dewasa idealnya tidur 7-8 jam setiap malam untuk menjaga kesehatan optimal.

Saat tidur, tubuh mengalami proses penting seperti regenerasi sel, perbaikan jaringan, pertumbuhan otot, dan pelepasan hormon yang mengatur pertumbuhan dan nafsu makan.

Kurang tidur masih menjadi masalah umum di masyarakat saat ini dimana banyak orang mengorbankan waktu istirahatnya untuk bekerja, aktivitas sosial, dan kegiatan lainnya.

Dampak kurang tidur telah menjadi topik yang menarik bagi para peneliti, profesional kesehatan, dan lainnya.

Dampak kurang tidur sangat besar dan dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan fisik dan mental.

Kurang tidur telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan gangguan fungsi kekebalan tubuh.

Kurang tidur kronis dapat menyebabkan penurunan kognitif, gangguan mood, dan peningkatan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera.

Selain itu, kurang tidur terbukti berdampak negatif terhadap kinerja di tempat kerja atau sekolah, sehingga menyebabkan penurunan produktivitas.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang terus-menerus kurang tidur mempunyai risiko lebih tinggi gangguan kesehatan mental.

Kurang tidur kronis dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter di otak, sehingga menyebabkan perubahan pengaturan suasana hati dan stabilitas emosi.

Di samping itu, kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya gangguan kesehatan mental yang serius seperti skizofrenia dan gangguan bipolar.

Penelitian lain menunjukkan bahwa individu dengan kondisi ini sering kali mengalami gangguan pola tidur, yang dapat memperburuk gejalanya dan membuat pengobatan menjadi lebih sulit.

Kurang tidur kronis juga dapat mengganggu ritme sirkadian alami tubuh, menyebabkan disregulasi sistem hormonal terutama yang berkaitan dengan stres dan suasana hati.

Kurang tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol yang berhubungan dengan kecemasan dan depresi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau