BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Neo Rheumacyl

Cek Sekarang, Ini 5 Tanda Rematik yang Bisa Dilihat di Kuku

Kompas.com - 26/06/2024, 15:34 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rematik atau rheumatoid arthritis adalah masalah autoimun yang diakibatkan peradangan sistemik pada tubuh.

Pada umumnya, penyakit itu disebabkan oleh berbagai hal, seperti adanya kombinasi faktor gen dan faktor lingkungan. Jika seseorang memiliki suatu varian gen tertentu, kerentanan seseorang terhadap penyakit rematik dapat meningkat.

Orang yang mengalami rematik biasanya akan mengalami sejumlah gejala, mulai dari nyeri sendi dan otot, gampang lelah, hingga mengalami penurunan berat badan.

Selain gejala tersebut, Anda juga dapat mendeteksi rematik melalui perubahan pada penampilan kuku. Berikut gejala yang dialami kuku bila Anda mengalami rematik.

1. Sindrom kuku kuning

Menurut jurnal Yellow Nail Syndrome in Rheumatoid Arthritis: An Aetiology Beyond Thiol Drugs, sindrom kuku kuning memiliki kaitan dengan berbagai penyakit ganas dan penyakit autoimun. Salah satunya, rematik.

Adapun rheumatoid arthritis atau rematik menjadi penyebab paling umum yang terjadi pada orang yang menderita masalah autoimun.

Sindrom kuku kuning adalah kondisi saat kuku menjadi lebih tebal, kuning, dan mengalami perlambatan pertumbuhan.

Perubahan warna pada kuku itu terjadi karena akumulasi cairan di jaringan sekitar kuku akibat peradangan kronis.

2. Muncul garis coklat (splinter hemorrhages)

Selain mengalami sindrom kuku kuning, bagian bawah kuku dari orang yang menderita rematik umumnya akan tampak garis-garis merah atau coklat. Kondisi ini disebut sebagai splinter hemorrhages.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (2/1/2024), garis merah atau coklat pada bagian tersebut muncul akibat pecahnya pembuluh darah.

Pendarahan terjadi karena adanya gumpalan kecil yang merusak pembuluh kapiler di bawah kuku.

Baca juga: 5 Cara Sederhana yang Bisa Bantu Redakan Keseleo

3. Terdapat tonjolan (onychorrhexis)

Onychorrhexis adalah kondisi saat kuku menjadi rapuh dan pecah-pecah dan sering kali disertai dengan tonjolan vertikal.

Kondisi tersebut ditemukan pada pasien yang mengalami nyeri pada sendi seperti rematik.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Rheumatology pada 2023, onychorrhexis disebutkan sering muncul pada pasien dengan tingkat peradangan yang tinggi.

4. Kuku melengkung (clubbing)

Mendeteksi rematik juga dapat dilihat dari kondisi bagian kuku yang mulai melengkung ke bawah. Kondisi ini biasa disebut dengan clubbing. Kondisi ini umum terjadi pada penderita rematik.

Clubbing disebabkan oleh peradangan dan proliferasi pembuluh darah kecil yang terjadi di bagian dasar kuku.

Selain rematik, clubbing juga umum terjadi pada orang yang menderita ankylosing spondylitis yang merupakan merupakan penyakit peradangan sendi, terutama pada sendi tulang belakang.

5. Onikolisis

Onikolisis adalah kondisi saat kuku terpisah dari dasar kuku sehingga jadi menciptakan ruang kosong pada bagian bawah kuku.

Dilansir dari laman Health Central, kondisi tersebut terjadi ketika kuku secara bertahap terpisah dari dasar kuku di bawahnya sehingga meninggalkan bekas putih di bawah kuku.

Meski tidak menyebabkan rasa sakit, tapi celah yang terbentuk dapat menjadi tempat berkembang biaknya infeksi.

Itu tadi lima gejala rematik yang bisa dilihat melalui kuku. Jika mengalami hal tersebut, pastikan Anda segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan penyakit yang dialami.

Selain gejala tersebut, penderita rematik umumnya juga kerap merasakan nyeri pada sejumlah bagian tubuh. Hal ini biasanya kerap menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga bisa menggangu aktivitas Anda.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk segera mengobatinya agar bisa melakukan aktivitas dengan nyaman.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengobati nyeri akibat rematik adalah dengan mengoleskan obat pereda nyeri yang mengandung zat anti-inflamasi, seperti metil salisilat atau ibuprofen.

Untuk diketahui, ibuprofen adalah obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) yang berfungsi untuk menurunkan hormon penyebab peradangan dan rasa sakit di tubuh, termasuk rasa nyeri akibat rematik.

Oleh karena itu, mengoleskan obat pereda nyeri yang memiliki kandungan tersebut juga jadi salah satu langkah untuk mengatasi masalah rematik.

Bagi yang ingin mengatasi rematik menggunakan cara tersebut, NEO rheumacyl Anti-Inflammation IBP Gel bisa menjadi salah satu pilihan pereda nyeri yang punya kandungan Active Pro Formula dengan ibuprofen.

NEO rheumacyl Anti-Inflammation IBP Gel. Dok. NEO rheumacyl NEO rheumacyl Anti-Inflammation IBP Gel.

Berkat kandungan tersebut, NEO rheumacyl Anti-Inflammation IBP Gel dapat membantu meredakan nyeri, inflamasi akibat keseleo, cedera olahraga, dan rematik.

Obat itu bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin atau zat yang dapat memicu reaksi peradangan dalam tubuh. Dengan begitu, rasa sakit dan tanda-tanda peradangan bisa segera berkurang.

Cara penggunaannya, Anda hanya perlu mengoleskan NEO rheumacyl Anti-Inflammation IBP Gel sejumlah yang diperlukan dengan pijatan lembut pada area tubuh yang sakit.

Oleskan NEO rheumacyl Anti Inflammation IBP Gel sebanyak 3 atau 4 kali sehari dan tidak lebih dari 4 kali dalam 24 jam.

Bagi yang tertarik membeli NEO rheumacyl Anti Inflammation IBP Gel, Anda dapat membeli di apotek dan gerai terdekat. Anda juga bisa membelinya secara online melalui platform e-commerce.

Untuk informasi lebih lanjut terkait NEO rheumacyl Anti Inflammation IBP Gel, silakan kunjungi tautan berikut.

Baca juga: Sering Pegal Sejak Kembali WFO? Berikut 4 Cara Mengatasinya


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com