Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunggulan Pasang Balon Berlapis Obat untuk Cegah Serangan Jantung

Kompas.com - 11/11/2024, 17:30 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Pembuluh darah yang menyempit akibat plak bisa menyebabkan serangan jantung, bahkan stroke. Diperlukan tindakan intervensi untuk melebarkan pembuluh darah tersebut.

Sejak beberapa dekade lalu dunia kedokteran menggunakan dua pilihan intervensi yaitu stent (ring jantung) dan Drug-Coated Ballon (DCB). Keduanya memiliki fungsi dan keunggulan tersendiri dalam membantu aliran darah yang lebih baik ke otot jantung namun dengan cara kerja berbeda.

Stent atau ring adalah tabung kecil berbentuk jala yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk menjaga agar pembuluh tetap terbuka. Setelah dimasukkan, stent akan mengembang.

Sedangkan DCB adalah balon yang dilapisi obat antiproliferatif yang dilepaskan ke dinding pembuluh darah saat balon mengembang. Obat ini mencegah pertumbuhan sel berlebihan yang bisa menyebabkan sumbatan kembali. Setelah itu, balon ditarik keluar. Jadi tidak ada benda asing yang ditinggalkan dalam tubuh pasien.

Dijelaskan oleh Prof.dr.Dasaad Mulijono, proses pemasangan DCB mirip dengan stent, tindakan dilakukan di ruangan kateterisasi (Cath Lab) dengan anestesi lokal yang dimasukkan melalui tangan atau paha kanan.

Baca juga: Apa Perbedaan Gejala Angin Duduk dan Serangan Jantung?

Sumbatan yang ada di koroner kemudian akan dibuka menggunakan balon khusus agar sumbatan dapat dikurangi hingga lebih dari 30 persen. Dengan demikian serangan jantung bisa dicegah.

"Seiring berjalannya waktu, obat yang tertinggal di pembuluh darah koroner, bersama dengan perbaikan pola hidup akan menunjang tubuh pasien untuk menghilangkan sumbatan yang tersisa dan melebarkan pembuluh darah koroner," paparnya.

Pemilihan antara stent atau DCB tergantung pada kondisi spesifik pasien dan karakteristik lesi. Untuk penyempitan yang lebih berat atau pada pembuluh yang lebih besar, stent biasanya lebih disarankan.

Keunggulan DCB sendiri antara lain tidak meninggalkan benda asing apa pun dalam tubuh pasien, memberikan kesempatan pada pasien agar memiliki pembuluh darah yang dapat mengecil dan melebar sesuai dengan fungsi pembuluh darah, serta jika suatu saat pasien butuh tindakan bypass maka tidak akan menghalangi seperti pada pemasangan stent.

"DCB bisa jadi pilihan ideal untuk pasien yang berusia muda atau pasien yang masih aktif bekerja karena struktur pembuluh darah dipertahankan seperti aslinya," kata dokter spesialis jantung intervensi di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital Tangerang ini.

Baca juga: Kapan Sebaiknya Pemasangan Ring Jantung Dilakukan?

Selain itu, DC juga dapat digunakan untuk jangka panjang dan tidak ada batasan jumah DCB yang digunakan karena tidak ada benda asing yang ditinggalkan.

Meski demikian, dr.Daasad mengingatkan pentingnya memiliki gaya hidup yang sehat setelah pemasangan DCB.

"Pola hidup sehat, termasuk diet nabati yang kaya manfaat nutrisi, sangat penting untuk memastikan bahwa pembuluh darah koroner tetap sehat, juga program kami dapat mengurangi kemungkinan terjadinya restenosis dan sumbatan yang baru," katanya.

Prof.Dasaad sendiri telah mengembangkan diet D-Nutritarian yang mengutamakan pola makan nabati berbasis sehat yang sangat bermanfaat bagi penderita penyakit kronis, termasuk pasien pasca pemasangan stent atau DCB.

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Orang Henti Jantung Mendadak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau