Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi pada Tubuh saat Serangan Asma

Kompas.com - 01/03/2025, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber ABCNews

 

 

KOMPAS.com - Serangan asma adalah gejala asma yang memburuk tiba-tiba, yang disebabkan oleh peradangan dan penyempitan saluran udara. Kondisi ini dapat membuat sulit bernapas dan, dalam kasus yang parah, dapat mengancam jiwa.

Asma diderita ratusan juta orang di seluruh dunia dan dalam perjalanannya bisa terjadi serangan asma yang dipicu oleh alergen, infeksi saluran pernapasan, udara dingin, olahraga, atau bahan iritan, seperti asap dan polusi.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh saat serangan asma?

“Ada dua perubahan fisiologis utama selama serangan asma,” kata Dr. Allen Dozor, profesor pediatri dan kepala divisi pulmonologi, alergi dan pengobatan tidur di New York Medical College.

Baca juga: Atlet Olimpiade Rentan Sakit Asma karena Latihan Berat

Yang pertama adalah bronkospasme. Selama serangan asma, bronkus di paru-paru (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru) mengejang dan menyempit, sehingga aliran napas terganggu.

Perubahan kedua adalah peradangan pada saluran napas, yaitu reaksi tubuh terhadap alergen atau polutan yang kita hirup.

“Peradangan cukup rumit, namun kini kami menyadari bahwa beberapa pasien asma mengalami peradangan yang sangat ringan dan ada pula yang mengalami peradangan yang masif,” papar Dozor.

Baca juga: Debat dengan Aura Cinta soal Perpisahan Sekolah, Dedi Mulyadi: Anda Miskin, Jangan Sok Kaya!

Selain bronkospasme dan peradangan, produksi lendir juga berperan dalam terjadinya asma.

Paru-paru menghasilkan lendir kental, yang menyumbat saluran udara yang menyempit dan membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

Penderita asma biasanya mengalami peradangan saluran napas yang berkepanjangan, yang menyebabkan peningkatan produksi lendir secara kronis, serta penebalan lapisan saluran napas seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Gelombang Panas Picu Serangan Asma yang Parah pada Anak

Ditambah lagi, selama serangan asma, terjadi lonjakan produksi lendir jangka pendek yang dipicu oleh bahan kimia dan molekul inflamasi, seperti histamin dan leukotrien, yang dihasilkan oleh sel kekebalan.

Ketiga faktor tadi, yakni bronkospasme, peradangan, dan lendir, membuat proses bernapas menjadi sulit, sehingga timbul gejala khas serangan asma seperti batuk mengi, sesak, dan dada terasa sesak.

Pengobatan utama asma

Ketika saluran udara mulai menutup, tubuh kekurangan oksigen. Dalam kasus yang ringan, hal ini dapat menyebabkan sesak napas dan batuk, namun pada serangan yang lebih parah, kadar oksigen dapat turun secara signifikan, menyebabkan pusing, kebingungan, dan bahkan kehilangan kesadaran. Jika tidak diobati, serangan asma yang parah bisa berakibat fatal.

Pengobatan utama untuk serangan asma adalah inhaler, yang biasanya mengandung albuterol, senyawa yang dengan cepat melemaskan otot-otot saluran napas dan menghentikan pelepasan bahan kimia yang terlibat dalam reaksi hipersensitivitas.

Untuk serangan yang lebih berat, kortikosteroid, yang menekan peradangan, dapat diberikan secara oral atau melalui infus. Dalam situasi darurat, terapi oksigen atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan untuk membantu orang bernapas.

Baca juga: Asma Pada Anak, Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Serangan asma bisa dicegah dengan menghindari pemicu ketiga mekanisme yang mendorong timbulnya gejala.

“Pencegahan adalah salah satu aspek terpenting dalam perawatan asma,” kata Dr. James Lyons, seorang dokter pengobatan keluarga dengan keahlian di bidang asma.

“Cara terbaik untuk menghindari serangan parah adalah dengan mengenali dan meminimalkan paparan pemicu, baik alergen, asap, udara dingin, atau bau yang menyengat.”

Selain itu, rutinlah mengonsumsi obat-obatan untuk mengendalikan asma dan menurunkan risiko bronkospasme, peradangan, dan produksi lendir. Beberapa inhaler juga terdiri dari beberapa obat untuk membantu mencegah serangan.

Baca juga: Risiko Stunting dan Gangguan Pertumbuhan pada Bayi Alergi Susu Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ketegangan India-Pakistan Meningkat Pasca Serangan di Kashmir
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau