Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2017, 11:15 WIB

KOMPAS.com - Olahraga lari merupakan latihan kebugaran yang murah namun manfaatnya besar, terutama untuk menguatkan otot-otot jantung seperti halnya olahraga aerobik lainnya.

Meski begitu, melakukan lari dalam jarak jauh, seperti marathon, ternyata memiliki bahaya tersembunyi. Sebuah studi berskala kecil menyimpulkan, pelari marathon dapat menderita cidera ginjal sementara setelah mengikuti lomba lari tersebut.

Dalam penelitian yang hasilnya dimuat dalam American Journal of Kidney Diseases, tim peneliti mengambil contoh darah dan urine dari 22 pelari yang berpartisipasi di Hartford Marathon tahun 2015.

Dari contoh darah dan urine itu diteliti ada tidaknya cidera ginjal. Para peneliti melaporkan bahwa berdasarkan penanda (marker) yang diobservasi, 82 persen pelari memiliki bukti menderita cidera ginjal akut stadium satu setelah marathon.

Gangguan pada ginjal itu memang sementara, kebanyakan ginjal pelari akan kembali normal dalam 24-48 jam.

Meski demikian, hasil penelitian ini menegaskan bukti-bukti lainnya bahwa marathon merupakan kejadian yang menyebabkan stres bagi tubuh.

Ketua peneliti Dr.Chirag Parikh, profesor kedokteran di Universitas Yale, mengatakan, kerusakan ginjal itu mungkin terjadi karena penurunan aliran darah ke ginjal, naiknya temperatur pada batang tubuh, dan juga dehidrasi.

Belum diketahui pula dengan jelas apakah cidera ginjal sementara ini bisa menyebabkan akumulasi masalah, atau pun semua orang pasti bisa mengalami pemulihan dalam jangka pendek.

Penelitian lebih lanjut memang diperlukan untuk memastikan studi tersebut. Para pelari yang tidak punya faktor risiko penyakit ginjal juga sebaiknya tak perlu khawatir.

Orang dengan diabetes atau tekanan darah tinggi, atau berusia lanjut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau pelatih kebugaran saat mempersiapkan diri jika ingin mengikuti ajang lari marathon.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau