KOMPAS.com – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik Endokrin dan Diabetes Eka Hospital BSD, Prof Dr dr Sidartawan Soegondo Sp.PD-KEMD menyebut bahwa obat pertama dalam mengatasi penyakit diabetes adalah “jaga mulut”, atau dengan kata lain mengatur pola makan.
"Ketika penderita sudah bisa menjaga mulut dalam mengkonsumsi makanan, maka risiko yang ditimbulkan dari sakit diabetes bisa diatasi. Sebab penyakit ini tak bisa disembuhkan," ungkapnya dikutip Kompas.com dari ANTARA, Senin (21/4/2025).
Menurut Sidartawan, diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang berlangsung selama satu tahun atau lebih dan memerlukan penanganan medis maupun perubahan pola hidup. Oleh karena itu, pengelolaan diabetes tidak cukup hanya dengan konsumsi obat, tetapi harus dimulai dari gaya hidup sehat.
Baca juga: Apakah Stevia Aman untuk Penderita Diabetes? Ketahui Manfaat dan Risikonya
Target utama tatalaksana diabetes, kata dia, adalah kondisi yang terkontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi.
"Dengan disiplin yang baik, Anda mungkin saja bisa menjaga kadar gula darah tetap normal hanya dengan menjaga pola makan dan olahraga, tanpa obat," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa tidak semua pasien diabetes perlu mengonsumsi obat dalam dosis besar. Terkadang, perubahan pola makan dan aktivitas fisik yang tepat sudah cukup untuk membantu mengendalikan kadar gula darah.
Baca juga: Waspadai Komplikasi Diabetes, Ini Pentingnya Kontrol Gula Darah Menurut Dokter
Langkah pengelolaan diabetes, menurutnya, mencakup empat hal utama. Pertama, mengatur pola makan. Kedua, menjaga kebugaran dengan aktivitas fisik. Ketiga, konsumsi obat yang sesuai kebutuhan tubuh. Dan keempat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Dalam hal konsumsi obat, Sidartawan menekankan bahwa setiap pasien memiliki kebutuhan berbeda. Hal ini karena diabetes sering kali disertai penyakit lain, sehingga pengobatannya harus bersifat individual.
"Seorang penderita diabetes dibolehkan makan apa saja tetapi harus bisa mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Obat yang digunakan pun harus disesuaikan dengan kondisi saat ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, diabetes merupakan kelompok kelainan metabolisme glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin secara relatif atau absolut. Insulin sendiri adalah hormon yang berfungsi mengatur kadar glukosa dalam darah.
Baca juga: Cegah Diabetes Tanpa Obat, Dokter Sarankan Perubahan Gaya Hidup
"Maka itu ketika pasien menggunakan insulin, harus konsultasi dengan dokter mengenai dosisnya agar dapat mengetahui perkembangan diabetes yang dialami. Sebab setiap orang memiliki kondisi berbeda dan kebutuhan obat yang beda juga," jelas Sidartawan.
Data International Diabetes Federation (IDF) mencatat, pada 2021 Indonesia menempati peringkat kelima dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yakni 19,5 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa masalah diabetes di Indonesia cukup serius dan membutuhkan perhatian lebih.
Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius. Beberapa di antaranya adalah penyakit jantung, gangguan saraf (termasuk kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar di ujung jari tangan dan kaki), kerusakan ginjal, gangguan mata, serta infeksi kulit, termasuk infeksi jamur di area kelamin.
Baca juga: Latihan Kekuatan: Cara Cerdas Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2
Diabetes yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan kerusakan saraf di otak dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
"Kami mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap diabetes mulai dari pencegahan, gejala, diagnosis dini, pengelolaan diabetes, hingga gaya hidup sehat yang membantu mencegah sekaligus mengendalikan kondisi ini," ujar Sidartawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.