KOMPAS.com — Kasus perokok usia dini kembali muncul. Kali ini warga Dusun III, Desa Karya Mulya, Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT), Kota Prabumulih, Palembang.
Bocah berumur 20 bulan itu bernama Reno Ardiansyah. Reno sudah merokok sejak umur 14 bulan. Menurut kedua orangtuanya, Deli Kusnadi (34) dan Tika Nurhasanah (34), kebiasaan buruk anaknya itu baru diketahui sejak enam bulan terakhir.
Tidak diketahui pasti siapa yang membuat anak mereka itu menjadi pencandu rokok. Yang pasti, keduanya kini kewalahan memenuhi permintaan anaknya itu. "Jika tidak diberikan rokok, dia menangis.
Bahkan, puntung rokok yang ada di sekitar rumah juga diisap," kata Deli saat ditemui dikediamannya, Selasa (21/9/2010).
Pantauan Sripo, bocah setinggi kurang dari 50 sentimeter itu sepintas mirip bocah pada umumnya. Ia bermain dan berlari ke sana kemari bersama teman seumurannya. Saat melihat puntung rokok di jalan, Reno berpaling dan memungutnya. Puntung tersebut diangkat dan diperhatikannya sejenak. Karena sudah tidak bisa diisap lagi, Reno lalu membuangnya dan bermain kembali.
Saat sang ayah diwawancarai, seperti bocah kebanyakan, Reno bermanja-manja di pangkuan ayahnya. Saat Deli membakar rokok, kesigapan Reno berubah. Matanya dengan tajam memandangi aksi ayahnya membakar rokok. Setelah asap keluar dari mulut Deli, kebiasaan buruknya muncul. Ia lalu merengek kepada ayahnya agar memberikan rokok itu kepadanya.
Tangisan pun pecah. Seperti bocah kebanyakan, Reno menangis sambil merajuk. Kaki dan tangannya diikutsertakan dalam mendukung aksinya itu. Karena tidak tega, Deli akhirnya memberikan rokok di tangannya. Dengan hati-hati, Reno mengambil rokok di antara jari ayahnya itu. Dengan mata masih tertuju pada rokok, Reno lalu mengisapnya, lalu mengeluarkan asap dari mulut.
Awal mula kebiasaan buruk bocah itu terungkap saat Reno tengah asyik mengisap dan menjilati busa (filter) puntung rokok. Puntung itu dipungut Reno dari asbak yang ada di meja rumah.
Ayahnya sempat mencegah. Namun, penemuan itu ternyata menjadi pengungkap kebiasaan buruk anaknya. Anak bungsunya tanpa takut-takut mengisap rokok. Kebiasaan itu menjadi-jadi hingga ia kecanduan. "Apalagi saat aku merokok, pasti rokok itu disambarnya," ujarnya.
Jika tidak diberi, bocah laki-laki itu langsung menangis sejadi- jadinya. Tidak hanya itu, jika diberi uang, Reno membelanjakannya untuk membeli rokok. Untungnya, Reno belum mampu membakar sendiri rokok. Ia masih minta bantuan keluarga untuk menghidupkannya. Seperti biasa, jika permintaannya ditolak, aksi menangis menjadi senjata yang paling ampuh. "Kami kewalahan," ujarnya.
Saat Deli tidak berada di rumah, Reno setia menunggu dan menahan hasrat merokoknya. Kala pulang dari kebun sehabis mengambil karet, Reno langsung menodong rokok darinya.
Deli mengaku ngeri melihat kebiasaan buruk anaknya itu. Niatnya membawa si bungsu berobat juga tidak kesampaian. Tidak ada biaya menjadi kendala utama hingga kini Reno terus merokok. "Kato uwong biayanya mahal," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.