Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Minum Kemasan Tercemar karena Pedagang?

Kompas.com - 03/11/2010, 16:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Para pedagang air minum dalam kemasan, terutama dalam kemasan gelas diimbau untuk tidak menempatkan air minum dalam kemasan secara sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan jumlah mikroba dalam air minum kemasan berkembang pesat.

Hendro Baruno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), menyatakan, banyak pedagang eceran yang memperlakukan dagangannya secara sembarangan sehingga dapat menurunkan kualitas suatu produk.

"Contohnya ada pedagang memasukkan AMDK (air minum dalam kemasan) ke kulkas hari ini, besoknya karena tidak terjual dikeluarkan dari kulkas atau memajang AMDK dagangannya di tempat yang mempunyai kontak langsung dengan matahari. Ini berbahaya bagi kualitas AMDK tersebut," ujarnya saat konferensi pers mengenai kualitas AMDK, Rabu (3/11/2010) di Hotel Sultan, Jakarta.

Adapun Aspindo mengaku kesulitan untuk mengedukasi para pedagang karena luasnya penyebaran AMDK di masyarakat. "Sekarang ini ada sekitar 500 perusahaan air minum dan hampir 1.000 merek. Bagaimana kita bisa edukasi agen-agen sampai pedagang kaki lima? Ini sulit sekali," ujarnya.

Deputy Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga juga menyampaikan imbauan yang sama. Menurutnya, kualitas AMDK dapat berubah sesuai kondisi di sekitarnya.

"Jumlah mikroba dalam air itu bisa bertambah sesuai handling-nya. Walaupun saat keluar pabrik airnya bersih, tapi kalau handling-nya salah saat di tangan konsumen, bisa jadi kotor. Misalnya, kalau ditaruh di bawah sinar matahari atau kemasannya bocor atau terkoyak-koyak karena dilempar, itu bisa memacu perkembangan mikroba di dalamnya," urai Roy.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendapati 11 merek air minum yang bermasalah. Di antara 11 merek tersebut, 9 merek memiliki jumlah mikroba yang hampir melewati batas aman, yaitu 100.000 mikroba per mililiter. Adapun 2 merek didapati memiliki jumlah mikroba melebihi batas aman.

Namun, saat BPOM meneliti kembali soal temuan ini, BPOM menyatakan bahwa kesebelas merek tersebut aman. Diduga, kualitas AMDK yang diteliti YLKI telah rusak karena proses distribusi dan penanganan yang salah terhadap produk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau