Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala TB Pada Anak Tidak Khas

Kompas.com - 13/04/2011, 08:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu gejala dari penyakit tuberkulosis (TB) adalah sering berkeringat pada malam hari, walaupun sedang tidak melakukan kegiatan. Berkeringat pada malam hari juga sering dialami oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga para orang tua kerap salah kaprah dalam mengartikan gejala ini pada anak-anak.

Menurut  dokter spesialis anak, Tjatur Kuat Sagoro, selalu mengeluarkan keringat  pada malam hari bukanlah merupakan patokan dalam mendiagnosis penyakit TB pada anak-anak.

"Keringat malam pada anak bisa terjadi karena hormon pertumbuhan pada anak disekresi pada malam hari, sehingga berkeringat," ujarnya dalam talkshow dengan tema 'Waspada TB di Sekitar Anda'  di RSUP Persahabatan,Selasa, (12/4/2011).

Tjatur menjelaskan,  gejala TB pada anak tidak ada yang khas, berbeda halnya dengan gejala pada orang dewasa yang dapat terlihat jelas seperti batuk yang tidak sembuh-sembuh. Hal ini dikarenakan pada anak-anak, banyak gejala dari penyakit lain yang menyerupai dengan gejala TB.

Lalu bagaimanakah dokter mendiagnosis seorang anak yang mengidap TB? Tjatur mengatakan, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa TB pada anak. Pertama, dengan melakukan foto rontgen pada dada. Kedua, melakukan uji tuberkulin atau juga dikenal dengan tes mantouk. Uji tuberkulin ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah anak sudah terinfeksi TB atau belum.

Anak tidak menularkan

Tjatur menambahkan, bahwa TB pada anak tidaklah menular. "Anak yang mengalami TB paru tidak menular, karena gejala utamanya bukan batuk. Pada anak tidak ada reflek batuk," jelasnya.

Tjatur mengungkapkan, batuk yang terjadi pada anak lebih karena disebabkan daya tahan tubuh yang menurun lantaran mengidap TB.  Gejala klinis yang memungkinkan anak mengidap TB di antaranya  diare, berat badan tidak sesuai, letih, lemah, lesu, lemas, lambat. Selain asupan makanan yang bergizi, satu hal terpenting yang dapat membantu penyembuhan TB pada anak adalah dengan mencari sumber yang menularkan.

"Yang paling penting siapa yang nularin, dan harus dicari. Kalau ketemu, orang tersebut harus diobati juga. Karena kalau yang menularkan tidak diobati, akan percuma juga," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau