Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jantung Dipasangi "Cincin"

Kompas.com - 13/10/2011, 13:22 WIB

Kompas.com - Kabar mengenai tindakan "operasi" jantung yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa hari terus beredar. Meski sudah dibantah oleh pihak istana, namun publik terlanjur penasaran dengan tindakan kateterisasi jantung yang disebut-sebut dilakukan oleh SBY tersebut.

Kateterisasi jantung atau nama lengkapnya angioplasti koroner yang diikuti dengan PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasti) atau pun PCI (Percutaneus Coronary Intervention) sebenarnya merupakan prosedur untuk melebarkan pembuluh darah koroner yang menyempit atau tersumbat.

Penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah itu selain bisa menimbulkan serangan jantung, juga akan menimbulkan angina (nyeri pada dada) dan penyakit lain yang berhubungan dengan jantung.

Penyempitan atau pun sumbatan pembuluh darah sebenarnya hasil dari proses bertahun-tahun peradangan kronis pembuluh darah koroner, yakni terbentuknya endapan di pembuluh darah yang disebut plak aterosklerosis. Proses ini awalnya berjalan diam-diam, tidak menimbulkan gejala klinis, sehingga seseorang tidak akan merasakan apa yang terjadi di dalam dinding pembuluh darahnya.

Serangan jantung atau angina merupakan puncak dari perjalanan panjang penumpukan plak. Jika ada faktor risiko penyakit jantung koroner lainnya, seperti merokok, kegemukan, kurang beraktivitas, atau ada riwayat keluarga, maka proses penumpukan plak lemak itu berkembang lebih cepat.

Tindakan rutin

Tindakan katerisasi jantung sendiri menurut dr.Ari F.Syam, Sp.PD, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, bukanlah tindakan operasi. "Yang disebut tindakan operasi pada pembuluh darah jantung koroner adalah tindakan operasi bypass," katanya dalam surat elektronik yang diterima Kompas.com.

Menurutnya, katerisasi jantung yang diikuti dengan pemasangan cincin (stent) di pembuluh darah koroner adalah hal yang rutin dilakukan di rumah sakit besar di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

"Tindakan ini bukan tindakan  operasi, untuk pemeriksaan dan tindakan ini tidak butuh perawatan lama dan bisa segera beraktifitas. Saya sendiri pernah mengalami tindakan kateterisasi jantung beberapa tahun yang lalu dan hanya satu hari," paparnya.

Sesudah tindakan pun pasien bisa langsung beraktivitas seperti biasa dan tidak ada pembatasan aktivitas baik yang sedang atau pun berat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau