Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2030, Kanker Jadi Beban Dunia

Kompas.com - 01/04/2012, 17:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada tahun 2030, kanker diperkirakan menjadi epidemi di seluruh dunia dan keberadaannya akan melebihi jumlah kasus penyakit infeksi. Oleh karena itu, masyarakat harus mewaspadai gejala-gejalanya dan melakukan pemeriksaan sejak dini.

Demikian disampaikan Dr. Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM, ahli hematologi dan onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dalam  Seminar Awam Tentang Kanker yang diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, Sabtu, (31/3/2012).

Noorwati menjelaskan, kanker akan menjadi beban ekonomi seluruh negara di dunia. International Agency for Research on Cancer memprediksi, pada tahun 2030, akan ada 26 juta kasus baru kanker dan 17 juta orang diantaranya akan meninggal akibat kanker.
"Apabila diagnosis ditemukan dalam stadium lanjut, angka harapan hidup pasien tidak akan panjang," katanya.

Data di Jakarta menunjukkan, kanker payudara masih menjadi penyakit yang paling banyak diderita oleh kaum wanita. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru-paru. "Data di RS. Kanker Dharmais juga menunjukkan hasil yang sama," cetusnya.

Tak semua benjolan itu kanker

Noorwati memaparkan, masyarakat patut curiga bila pada tubuh ditemukan benjolan yang tidak wajar. Namun begitu, tidak semua benjolan tersebut dapat dikatakan sebagai kanker.

"Kita harus melihat dulu apa isi benjolan itu. Kalau berisi air, maka itu bukan kanker melainkan kista. Sementara bila benjolan tersebut berisi daging, maka disebut sebagai tumor. Tumor bisa jinak dan ganas. Yang ganas inilah yang kita sebut sebagai kanker," katanya.

Penting pula untuk diingat, tumor harus selalu dianggap ganas sampai hasil pemeriksaan benar-benar membuktikan tumor tersebut ganas atau tidak ganas. Prinsip ini, menurut Noorwati, harus diterapkan untuk mencegah terjadinya kecolongan dan kepastian dalam pengobatan.

Ia menambahkan, untuk menegakkan diagnosa pasien yang dicurigai menderita kanker, tidak cukup hanya dengan melihat keluhan pasien. Tetapi perlu pula pemeriksaan penunjang seperti lewat laboratorium, radiologi dan histopatologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau