Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2012, 07:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Prijo Sidipratomo Sp Rad menilai, iklan testimoni pengobatan traditional chinese medicine (TCM) yang banyak disiarkan media, terutama televisi, telah melecehkan profesi dokter.

"Terus terang saja, iklan testimoni itu sangat melecehkan kemampuan dokter. Karena tidak ada dokter yang dapat mengobati penyakit kronis hanya dengan datang 1 atau 2 kali langsung sembuh," kata Prijo ketika ditemui di kantornya, akhir pekan lalu.

Penyakit kronis seperti diabetes, lanjut Prijo, tidak bisa disembuhkan hanya dengan berobat selama dalam 4 atau 5 kali penanganan dan minum obat tertentu. Untuk mengatasi diabetes, penderita harus rajin mengontrol gula darahnya secara rutin serta mengubah pola makannya. Gaya pengobatan instan seperti yang ditawarkan klinik-klinik TCM, menurut Prijo, tidak bisa menyembuhkan penyakit kronis, seperti diabetes, gagal ginjal, dan kencing manis.

Prijo mempertanyakan pula, mengapa masyarakat lebih memilih menghabiskan biaya puluhan juta rupiah untuk sekali datang berobat ke klinik TCM, tetapi langsung protes membayar jasa dokter.

"Masyarakat tidak masalah keluarkan uang sampai Rp 25 juta ke klinik TCM. Padahal, belum tentu sembuh dan uniknya mereka tidak menuntut. Beda kalau sama dokter. Dokter menarik biaya jasa Rp 200.000 sudah teriak mahal, tetapi untuk Rp 25 juta mereka diam saja," kata Prijo.

Terlepas dari fenomena tersebut, hal paling krusial dari persoalan kesehatan masyarakat saat ini, menurut Prijo, adalah masih minimnya akses kesehatan serta regulasi yang lemah dari pemerintah. Sebuah negara tanpa akses kesehatan memadai bagi masyarakatnya akan menyuburkan praktik klinik pengobatan yang belum bisa dijamin kualitasnya.

"Akses kesehatan itu di sini kalau orang sakit maka biayanya keluar dari kantongnya sendiri. Tetapi, kalau di negara lain tidak karena negara yang menanggung lewat sistem asuransi. Menghadapi segala macam iklan seperti itu, mereka tidak akan terpancing karena lebih peduli kesehatannya," ujar Prijo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com